Renungan Pagi “Kabar
Baik Dari Patmos” 12 Februari 2013
"... Barangsiapa menang, dia akan
Kuberi makan dari POHON
KEHIDUPAN yang ada di
Taman Firdaus Allah" (Wahyu
2:7).
Allah menawarkan kepada para pemenang di
Efesus suatu hadiah istimewa. Mereka akan memakan buah pohon kehidupan
yang ada di Taman Firdaus Allah. Jika dituntut pertobatan yang jauh lebih
mendalam untuk dapat memakan buah pohon itu, itu tidaklah sia-sia.
Imbalannya jauh lebih besar dibandingkan pengorbanan yang dituntut (Why.
22:2).
Hampir semua orang tahu kisah tentang
Gideon, bagaimana dia mengalahkan orang-orang Midian dengan hanya 300 orang
yang membawa obor dan sangkakala. Kebanyakan orang sudah mendengar kisah
itu, bahwa setelah peperangan, bangsa Israel memintanya untuk menjadi raja.
Tetapi katanya, "Aku tidak akan memerintah kamu dan juga anakku
tidak akan memerintah kamu, tetapi Tuhan yang memerintah kamu" (Hak.
8:23).
Gideon memiliki 70 orang putra dari berbagai
pernikahan. Setidaknya ada seorang lagi, Abimelekh, sebagai hasil dari
hubungan di luar nikah. Setelah kematian Gideon, Abimelekh berkomplot
dengan kerabat-kerabat ibunya untuk membunuh semua putra-putra Gideon dan
mengangkat dirinya sebagai raja (Hak. 9). Satu-satunya putra Gideon yang
berhasil meloloskan diri, Yotam, menggangu penobatan Abimelekh dengan mengolok-oloknya
dari jauh dengan perumpamaan berikut: "Sekali peristiwa pohon-pohon pergi
mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka.... Lalu kata segala pohon kepada
semak duri: Marilah, jadilah raja atas kami! Jawab semak duri itu kepada
pohon-pohon itu: Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas
kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api
keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung
Libanon'" (Hak. 9:8-15).
Yang menyengat dalam perumpamaan ini adalah
sifat "semak duri" (Ibrani:atad). Kebanyakan pepohonan
adalah aset lingkungan. Binatang-binatang makan dari buahnya dan
beristirahat dalam keteduhannya. Zat-zat organik menetes dari pohon
memberi kesuburan bagi tanaman lain. Jadi dalam dunia purba, pohon sehat
melambangkan peran pemelihara dari suatu otoritas yang berwenang. Namun
saat saya melihat salah satu tanaman "atad" ini di area di
mana Yotam menyampaikan pidatonya, tidak satu pun tanaman tumbuh di bawahnya,
bahkan tanaman liar pun tidak. Yotam sedang menyindir kekejaman dan sifat suka
menganiaya dari kepemimpinan Abimelekh.
Pemerintahan Tuhan tidak seperti Abimelekh.
Bukannya "semak berduri, "Kitab Wahyu menggambarkannya sebagai
"pohon kehidupan" yang memberikan kehidupan. Di sana sang
pemenang akan menemukan hidup berkelimpahan yang tak pernah ada akhirnya.
Dan kita tidak akan pernah menyesal telah menyerahkan hidup kita kepada
pimpinan Allah.
Tuhan, aku menyerahkan hidupku kepada-Mu
lagi hari ini. Tolong aku untuk memercayai petunjuk-Mu.
Posting Komentar