Renungan Pagi “Kabar Baik Dari Patmos” 2 Februari 2013
"AKU TAHU segala pekerjaanmu." "AKU TAHU kesusahanmu dan kemiskinanmu." "AKU TAHU segala pekerjaanmu." ... "AKU TAHU segala pekerjaanmu." "AKU TAHU segala pekerjaanmu" (Wahyu 2:2, 9, 19; 3:1, 8, 15).
Pesan sama "Aku tahu segala pekerjaanmu" yang disampaikan kepada tujuh jemaat merupakan penegasan bahwa Yesus tahu segala sesuatu tentang mereka. Yesus ingin agar jemaat dapat mengembangkan potensinya dan hidup sesuai dengan rancangan-Nya. Kristus tahu segala sesuatunya mengenai Yohanes. Dia punya rencana dan tujuan bagi hidup nabi itu. Yesus menyadari bahwa sang nabi mampu menerima penglihatan-penglihatan yang kemudian membentuk inti pesan Kitab Wahyu (Why. 1:1). Dengan menuliskan kitab ini, Yohanes sedang melaksanakan rencana Yesus bagi hidupnya (ayat 11, 19).
Tuhan punya rancangan dan rencana bagi kehidupan setiap orang. Dia mengatakan kepada Yeremia, "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa" (Yer. 1:5). Jika Tuhan punya rencana unik bagi Yeremia dan Yohanes, juga bagi tujuh jemaat, maka tak diragukan lagi Dia juga punya rencana khusus bagi setiap kita. Tapi rancangan Allah untuk temperamen dan tujuan rohani kita tidak selalu demikian jelas.
Istri saya, Pemella, pernha yakin bahwa rancangan Allah bagi dirinya adalah menjadi istri pendeta dan melakukan sesuai posisi itu. Tetapi, setelah beberapa waktu, dia pun menyadari bahwa itu hanyalah tujuan sekunder. Meskipun sangat mendukung saya, itu bukanlah misi unik yang Allah tetapkan baginya. Lalu selama satu dekade penuh, dia membaktikan diri menjadi seorang ibu penuh waktu serta guru sekolah. Tanggung jawab seperti itu, baik dulu maupun sekarang, sangat penting, dan banyak orang, seperti halnya Maria, ibu Yesus, menemukan kepenuhan tujuan di dalamnya. Namun istri saya masih sering merasa frustrasi dan hampa, merasa bahwa bukan hanya itu rancangan Allah bagi dirinya. Belum lama berselang, dia menyibukkan diri dengan terjun ke dalam dunia pendidikan universitas, bergelut dalam keterampilan hortikultura serta desain lanskap. Aktivitas ini sesekali sangat memberi kepuasan, namun demikikan dia masih dihantui pertanyaan: Apakah hanya ini yang Allah ingin aku lakukan?
Sebenarnya, ketidakpastiannya adalah berkat besar. Hal itu telah membuat istri saya menekuni proses bagaimana orang-orang jadi mengenal rancangan serta rencana Allah bagi mereka. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda paham rencana Allah bagi Anda? Jika ya, apakah Anda telah mewujudkannya, atau apakah Anda membiarkan kekhawatiran-kekhawatiran dalam hidup ini membuat Anda berpaling dari-Nya?
Tuhan, aku menyerahkan diriku sepenuhnya dalam rancangan dan rencana-Mu bagiku. Aku bersedia melakukan kehendak-Mu.
Pesan sama "Aku tahu segala pekerjaanmu" yang disampaikan kepada tujuh jemaat merupakan penegasan bahwa Yesus tahu segala sesuatu tentang mereka. Yesus ingin agar jemaat dapat mengembangkan potensinya dan hidup sesuai dengan rancangan-Nya. Kristus tahu segala sesuatunya mengenai Yohanes. Dia punya rencana dan tujuan bagi hidup nabi itu. Yesus menyadari bahwa sang nabi mampu menerima penglihatan-penglihatan yang kemudian membentuk inti pesan Kitab Wahyu (Why. 1:1). Dengan menuliskan kitab ini, Yohanes sedang melaksanakan rencana Yesus bagi hidupnya (ayat 11, 19).
Tuhan punya rancangan dan rencana bagi kehidupan setiap orang. Dia mengatakan kepada Yeremia, "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa" (Yer. 1:5). Jika Tuhan punya rencana unik bagi Yeremia dan Yohanes, juga bagi tujuh jemaat, maka tak diragukan lagi Dia juga punya rencana khusus bagi setiap kita. Tapi rancangan Allah untuk temperamen dan tujuan rohani kita tidak selalu demikian jelas.
Istri saya, Pemella, pernha yakin bahwa rancangan Allah bagi dirinya adalah menjadi istri pendeta dan melakukan sesuai posisi itu. Tetapi, setelah beberapa waktu, dia pun menyadari bahwa itu hanyalah tujuan sekunder. Meskipun sangat mendukung saya, itu bukanlah misi unik yang Allah tetapkan baginya. Lalu selama satu dekade penuh, dia membaktikan diri menjadi seorang ibu penuh waktu serta guru sekolah. Tanggung jawab seperti itu, baik dulu maupun sekarang, sangat penting, dan banyak orang, seperti halnya Maria, ibu Yesus, menemukan kepenuhan tujuan di dalamnya. Namun istri saya masih sering merasa frustrasi dan hampa, merasa bahwa bukan hanya itu rancangan Allah bagi dirinya. Belum lama berselang, dia menyibukkan diri dengan terjun ke dalam dunia pendidikan universitas, bergelut dalam keterampilan hortikultura serta desain lanskap. Aktivitas ini sesekali sangat memberi kepuasan, namun demikikan dia masih dihantui pertanyaan: Apakah hanya ini yang Allah ingin aku lakukan?
Sebenarnya, ketidakpastiannya adalah berkat besar. Hal itu telah membuat istri saya menekuni proses bagaimana orang-orang jadi mengenal rancangan serta rencana Allah bagi mereka. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda paham rencana Allah bagi Anda? Jika ya, apakah Anda telah mewujudkannya, atau apakah Anda membiarkan kekhawatiran-kekhawatiran dalam hidup ini membuat Anda berpaling dari-Nya?
Tuhan, aku menyerahkan diriku sepenuhnya dalam rancangan dan rencana-Mu bagiku. Aku bersedia melakukan kehendak-Mu.
Posting Komentar