Home » , » Tetap Semangat

Tetap Semangat

Written By Unknown on Kamis, 21 Maret 2013 | 07.38

Tetap Semangat Dalam Melayani Tuhan 


 
Roma 12:11 “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”

I.      PENDAHULUAN
“Masa muda masa yang berapi-api, yang maunya menang sendiri walau salah tak peduli… darah muda…” merupakan cuplikan lirik salah satu lagu Rhoma Irama. Lagu ini mengungkapkan bahwa sesungguhnya pada masa muda setiap orang  memiliki semangat yang berapi-api dibandingkan orang yang sudah tua atau lanjut usia. Namun, pada kenyataannya, ada banyak pemuda-pemudi yang tidak memanfaatkan semangat yang ada untuk hal-hal yang benar.  Dengan semangat yang ada, banyak kaum muda  menghabiskan waktunya untuk pekerjaan yang sia-sia, seperti berkelahi, mabuk, mengkonsumsi narkoba, merokok dan sebagainya.
Oleh karena itu, kita akan belajar satu perintah Tuhan bagi kita sebagai pemuda-pemudi Kristen yaitu mempergunakan semangat yang kita miliki pada masa muda untuk melayani Tuhan.

II.   ISI
Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus kepada orang-orang Kristen di Roma (Roma 1:7). Garis besar isi surat Roma adalah: Pasal 1-8 adalah pendahuluan dan pembenaran karena iman, pasal 9-11 adalah tentang penyelamatan Israel dan pasal 12-16 adalah tentang nasihat-nasihat praktis untuk orang percaya serta salam.

Pasal 12:11
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, …”
Kata “janganlah” (ฮผฮท́) merupakan larangan atau peringatan yang tegas. Contoh: Bila ada anak kecil yang suka bermain dengan api atau benda tajam, maka orang dewasa pasti melarang atau memperingatinya dengan tegas untuk berhenti dari perbuatan tersebut.  Larangan atau peringatan yang tegas ini disampaikan karena anak kecil tersebut akan mengalami bahaya jika perbuatannya itu tidak segera dihentikan.
Kata “kerajinan” (ฯƒฯ€ฮฟฯ…ฮดฮท́) artinya kerajinan, ketekunan, kesungguhan. Kata ini berhubungan dengan aktivitas atau tindakan yang baik yang pernah dilakukan selama ini. Kata “kendor” (ฮฟ̓ฮบฮฝฮทฯฮฟ́ฯ‚) artinya lesu, malas, mundur.
 
Dengan demikian, kalimat “janganlah hendaknya kerajinanmu kendor” merupakan suatu larangan atau peringatan yang tegas supaya kerajinan, ketekunan dan kesungguhan orang percaya tidak kendor atau mundur. Jika kerajinan, ketekunan dan kesungguhan orang percaya menjadi kendor atau mundur maka ada bahaya yang akan dialami.

“…biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” Kata “roh” (ฯ€ฮฝฮตฯ…͂ฮผฮฑ) artinya roh, semangat. Kata “menyala-nyala” (ฮถฮต́ฯ‰) artinya menjadi panas (mendidih seperti air, bercahaya). Secara kiasan ฮถฮต́ฯ‰ artinya menjadi bersemangat atau serius, dengan kesungguhan hati. Kata “layanilah” (ฮดฮฟฯ…ฮปฮตฯ…́ฯ‰) artinya melayani, menjadi budak secara sukarela. Tuhan (ฮบฯ…́ฯฮนฮฟฯ‚) artinya Tuhan, Pemilik, Pemelihara, Penguasa.

Aplikasi:
Bagaimana dengan kita pemuda-pemudi Kristen? Apa yang kita rasakan pada saat ini atau akhir-akhir ini berhubungan dengan kerajinan, ketekunan, kesungguhan atau semangat kita dalam melayani Tuhan, apakah tetap, meningkat atau menurun?

Melayani Tuhan tidak hanya tanggung jawab pendeta atau hamba Tuhan yang melayani secara full-time saja, tetapi semua orang percaya. Ketika kita beribadah, memuji Tuhan, membaca dan merenungkan serta melakukan firman Tuhan, berdoa dan sebagainya, maka sesungguhnya kita sedang melayani Tuhan. Karena itu, tidak ada alasan bagi orang percaya untuk mengatakan: “Saya bukan pelayan Tuhan”.
 
Sering kali kerajinan, ketekunan, kesungguhan dan semangat kita dalam melayani Tuhan dipengaruhi oleh keadaan atau moment-moment tertentu. Ketika mendekati tahun batu, maka pemuda-pemudi begitu semangat dan aktif datang ke gereja, ikut latihan, ambil bagian dalam dekorasi Natal, dan sebagainya. Atau ketika mau menghadapi ujian di sekolah, pekerjaan atau usaha bangkrut, maka pemuda-pemudi datang mendekatkan diri kepada Tuhan.
 
Lalu, apakah kerajinan, ketekunan, kesungguhan dan keaktifan pemuda-pemudi pada moment-moment tersebut salah? Tentu saja tidak. Tetapi, yang perlu kita pikirkan adalah apakah semangat dan keaktifan yang pernah kita miliki pada moment-moment tersebut masih sama sampai saat ini…?

Mari kita pikirkan beberapa faktor yang membuat kerajinan seseorang kendor dalam melayani Tuhan berikut ini:
 
A. Jarak gereja dari rumah jauh
Jarak gereja dari rumah yang jauh seringkali dipakai oleh seseorang sebagai alasan mengapa ia tidak datang beribadah kepada Tuhan di gereja, di persekutuan-persekutuan atau kegiatan-kegiatan kerohanian. Ditambah lagi dengan kondisi jalan yang berlumpur, tidak ada kendaraan dan sebagainya. Kondisi ini akhirnya mengalahkan semangatnya untuk datang beribadah bersama-sama dengan saudara-saudara seimannya di gereja atau di persekutuan-persekutuan.
 
B. Hobi
Hobi bisa saja mengalahkan semangat kita untuk melayani Tuhan. Misalnya, seseorang yang memiliki hobi bermain bola lebih mengutamakan bermain bola dari pada datang ke gereja. Begitu juga dengan orang yang memiliki hobi menonton televisi, seperti sinetron, kabar olahraga dan sebagainya.
 

C. Pengaruh teman
Banyak orang yang mau beribadah kalau “rame-rame”. Jika ada teman, mau beribadah. Jika tidak ada teman, memilih tinggal di rumah.
 
D. Kesibukan bekerja dan belajar
Bekerja dan belajar adalah kegiatan yang memang menyita banyak waktu. Namun, banyak orang yang tidak mau meluangkan waktunya untuk melayani atau beribadah kepada Tuhan hanya karena sibuk bekerja dari hari Senin sampai hari Senin.

Pemuda-pemudi Kristen yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus…
Ada banyak hal yang membuat kita terlena di dunia ini sehingga mengalahkan semangat kita untuk melayani Tuhan. Ingatlah…!! Apapun keadaannya, tetaplah melayani Tuhan. Keadaan tidak boleh mengalahkan kita, sebaliknya kitalah yang menguasai dan mengalahkan keadaan itu.


Bila kerajinan kita meningkat maka pertahankan dan tingkatkan…! Tetapi bila semakin menurun, maka sadarlah dan perbaiki diri sebab jika tidak kita akan menghadapi bahaya, yaitu “krisis iman”.
Inilah yang diingatkan oleh firman Tuhan bagi kita: “Janganlah kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” “
 
Firman Tuhan memerintahkan kita untuk memiliki semangat atau roh yang menyala-nyala untuk melayani Tuhan. Itu berarti semangat kita harus seperti semangat seorang hamba. Semangat seorang hamba adalah semangat yang sifatnya memikirkan dan mewujudkan bagaimana supaya hati tuannya senang, semangat yang tidak menuntut upah dari tuannya tetapi melayani karena tanggung jawab dan kasihnya kepada tuannya.
Oleh karena itu, milikilah semangat seorang hamba. Tuan kita adalah Tuhan Yesus Kristus. Dialah yang harus kita layani sampai selama-lamanya.

Gambar

Ada satu kata yang amat cocok untuk menggambarkan Yohanes Pembaptis, yaitu “gairah”.  Ia begitu bergairah (amat bersungguh-sungguh / berketetapan hati / passion) untuk melayani TUHAN.  Hal ini terlihat bahkan Yohanes sudah gembira karena kedatangan YESUS, walaupun masih dalam kandungan ibu mereka masing-masing (Lukas 1:41).  Gairahnya untuk melayani TUHAN begitu besar sampai-sampai ia mempersiapkan diri sedemikian rupa sebelum memulai pekerjaan pelayanannya (Matius 3:4).  Ia begitu radikal dalam melayani TUHAN dan tidak takut untuk menunjukkan hal tersebut kepada banyak orang.  YESUS bahkan menyebutkan bahwa Yohanes Pembaptis adalah “Elia” yang dinubuatkan akan datang pada masa itu (Matius 17:12-13)

Setiap orang membutuhkan ‘gairah’ dalam mencapai tujuan hidup yang TUHAN tetapkan baginya.  Para pahlawan iman yang dicatat dalam Alkitab adalah orang-orang yang memiliki ‘gairah’ yang luar biasa dalam melayani dan menyenangkan hati TUHAN.  Dari Yohanes Pembaptis kita akan belajar bagaimana kita pun dalam memiliki gairah dalam melayani TUHAN.

Bagaimana Yohanes Pembaptis mendapatkan gairah tersebut?
1.  Ia mengambil waktu pribadi dengan TUHAN (Lukas 3:2-4) Sebelum Yohanes Pembaptis memulai pekerjaan pelayanannya, ia mengambil waktu pribadi dengan TUHAN di padang gurun.  Ia begitu larut dalam hadirat TUHAN sehingga ketika ia memulai tugasnya, ia melakukannya dengan gamblang, penuh keberanian, bahkan sampai ia mati di tangan Herodes. Penting bagi kita untuk senantiasa masuk dalam hadirat TUHAN, mengambil waktu secara pribadi denganNya.  Ingatlah bahwa hadiratNya membawa kekuatan, kesembuhan dan urapan atas hidup kita.  Mulailah setiap hari kita dengan mengambil waktu pribadi dengan TUHAN dan mengakhiri hari kita pula dengan waktu pribadi bersama TUHAN.  Anda tidak akan pernah “kebanyakan” mengambil saat pribadi bersamaNya.

2.  Ia memahami dengan baik tugas dan peran yang diberikan TUHAN padanya (Lukas 3:15-17) Walaupun gelombang pertobatan sebagai buah pelayanan Yohanes Pembaptis adalah fenomenal, namun ia mengerti dengan amat baik yang menjadi peran dan tugasnya.  Ia tahu bahwa ia hanya mempersiapkan jalan bagi YESUS.  Ia tidak mengambil kemuliaan yang hanya boleh menjadi hak TUHAN.  Ia mengerti, bahwa dibanding sandal-TUHAN pun ia tidak masuk hitungan. Setiap anak TUHAN diberikan talenta yang unik oleh TUHAN.  Adalah tugas kita untuk menjalankan dan mengembangkannya terus-menerus.  Jika kita memahami bahwa tidak ada peran yang kecil dalam pelayanan kerajaan ALLAH, maka kita akan menjadi sangat bergairah untuk bekerja melayani DIA. 

Diskusi:
Yohanes Pembaptis mengerti akan perannya, dan ia menjalankannya dengan sungguh-sungguh, bagaimana dengan Anda?  Menurut Anda, peran dan tugas apa yang TUHAN percayakan pada Anda saat ini?

3.  Ia begitu rindu agar banyak orang melakukan kebenaran (Lukas 3:10-14) Ketika orang-orang bertanya apa yang sebaiknya mereka lakukan setelah bertobat, Yohanes Pembaptis secara tegas mendorong mereka untuk melakukan hal-hal benar; tindakan yang benar, keadilan, kebaikkan dan bagaimana menjadi berkat bagi orang lain.  Ia begitu haus dan rindu agar orang-orang berbalik dari jalan-jalan mereka yang jahat dan mulai melakukan apa yang sebenarnya TUHAN kehendaki.  Perasaan inilah yang mendorong ia mengajar dan membaptis banyak orang.
Diskusi:
Kerinduan agar orang-orang melakukan hal yang benar – membuat Yohanes Pembaptis bergairah dalam pekerjaan pelayanannya. Perasaannya inilah yang membuatnya tahu bagaimana bertindak, bereaksi dan berkata-kata. Ketika Anda melihat orang lain berbuat tidak baik atau tidak adil, bagaimana reaksi Anda?

4.  Ia tidak puas hanya dengan perkataan, Ia bertindak dan meminta dari orang-orang untuk juga bertindak secara nyata (Lukas 3:8) Lebih dari sekedar mengajar, Yohanes Pembaptis mendorong agar orang-orang bertindak dan menghasilkan buah.  Sepanjang hidupnya pun, Yohanes Pembaptis tidak pernah “om do” (‘omong doang’).  Ia tidak pernah puas sampai ada tindakan nyata yang diambil.  Ia memberitahu para Farisi agar mereka menghasilkan buah-buah pertobatan sebagai bukti nyata pertobatan.  Yohanes Pembaptis mengerti bahwa iman tanpa perbuatan adalah hal yang sia-sia. Inilah yang membuat orang Kristen menjadi berkat bagi orang lain: mereka bertindak!  Gereja mula-mula dicatat menjadi berkat bagi masyarakat sekitarnya karena mereka bertindak dan menghasilkan buah-buah sesuai dengan pertobatan mereka.  Orang-orang Kristen yang sejati adalah mereka yang bertindak secara nyata menjadi terang dan garam bagi dunia.  Itulah sebabnya dikatakan oleh Gembala Pembina, kita harus menjadi Gereja yang sukses yaitu Gereja yang membawa dampak nyata bagi dunia.

Kesimpulan
Ketika kita senantiasa masuk dalam hadiratNya dan bersekutu secara pribadi denganNya,  jika kita memahami dengan baik peran dan tugas yang TUHAN berikan dalam hidup ini, jika kita rindu agar kebenaran ditegakkan dan tidak pernah puas sampai suatu tindakan nyata diadakan, maka kita akan menjalani pekerjaan pelayanan kita bagiNya dengan penuh semangat dan kegairahan.  ROH TUHAN akan memastikan kita tetap menyala-nyala menjalani hidup kita melayani DIA.

III.  KESIMPULAN
Kerajinan, ketekunan, kesungguhan dan semangat kita dalam melayani Tuhan harus kita tingkatkan, jangan kendor. Semangat yang kita miliki sebagai pemuda-pemudi Kristen harus kita nyatakan dalam tindakan yang bertujuan melayani Tuhan. Melayani Tuhan bukan pilihan tetapi keharusan. Mengapa? Karena Tuhan sudah terlebih dahulu melayani kepada kita, dan semangat yang kita miliki sekarang ini adalah anugerah Tuhan.


Sumber : Benny Sinaga
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Wisma Jaya Bekasi
Copyright © 2011. Buletin GMAHK Wisma Jaya - All Rights Reserved
Support : DepKomWJ