“Pada HARI TUHAN aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring…” (Wahyu 1:10).
Apa yang Yohanes maksudkan dengan “Hari Tuhan”? Kapankah nabi ini memperoleh penglihatannya ? Tidak mudah untuk dijawab. Setidaknya lima pilihan jawaban yang masuk akal. Pertama, Hari Tuhan itu adalah hari Sabtu. Sabtu adalah hari ketujuh pada kalender Ibrani, Sabat untuk orang Yahudi. Alkitab sering merujuk hari Sabat sebagai “Hari Tuhan.” Dalam Yesaya 58, Tuhan sendiri berbicara tentang hari Sabat sebagai “hari-Ku yang kudus.” Dan Markus 2:27-28, Yesus menyatakan bahwa Dia adalah “Tuhan atas hari Sabat.” Pilihan
Alkitabiah yang kuat untuk memahami bahwa Yohanes mengacu pada
ayat-ayat sebelumnya untuk mengidentifikasi Sabat sebagai hari di saat
penglihatan itu datang. Karena dia banyak tertarik pada perintah Sabat dalam pasal 14, maka saya yakin ini merupakan pilihan terbaik.
Pilihan kedua adalah hari Minggu. Tulisan-tulisan
Kristen dari abad kedua (sekitar 35-40 tahun setelah Kitab Wahyu) jelas
menggunakan frasa “Hari Tuhan” sebagai kiasan untuk hari Minggu. Gagasan
ini dikaitkan dengan kenyataan bahwa Yesus bangkit dari kematian pada
hari pertama pecan (hari Minggu), sehingga “Hari Tuhan” bisa mengacu
pada hari itu. Tapi tidak punya bukti bahwa orang Kristen pada abad pertama memelihara hari Minggu.
Kemungkinan ketiga merujuk kepada Paskah. Yesus bangkit pada hari Minggu, hari pertama dalam pekan yang bertepatan hari raya Paskah orang Yahudi. Orang-orang Kristen merayakan Paskah setiap tahunnya kurang lebih sekitar hari raya Paskah orang Yahudi. Jika mungkin itu yang di benak sang nabi bahwa dia memperoleh penglihatan pada musim semi, sekitar musim Paskah.
Keempat, mungkin yang dipikirkan
Yohanes adalah hari Tuhan menurut versi Perjanjian Lama, dalam frasa
yang mengungkapkan campur tangan Tuhan di akhir sejarah dunia. Sang pewahyu mungkin mengatakan, “Aku mendapat penglihatan ini dengan pemikiran tentang zaman akhir.”
Kelima, beberapa dokumen kuno menyarankan “Hari Kaisar” khusus yang sekali setahun dirayakan. Ketika
orang-orang berkumpul untuk beribadah, Yohanes mungkin menegaskan
kepada orang Romawi bahwa Allah akan campur tangan pada saat musuh
merasa sepenuhnya memegang kendali. Wahyu menunjukkan sesungguhnya Yesus adalah Tuhan, bukan kaisar manusia.
Pada tingkat spiritual moral, tidak ada salahnya untuk mengingatkan diri kita bahwa setiap hari adalah hadiah dari Tuhan. Setiap
hari adalah hari “yang dijadikan Tuhan” (Mzm. 118:24), waktu yang
digunakan untuk memuliakan Dia dan untuk memberkati orang lain. Setiap hari adalah untuk dinikmati dengan ucapan syukur. Semoga Anda memiliki hari yang baik hari ini.
Tuhan, Engkau telah memberikan hari ini padaku. Aku kembali kepada-Mu dengan ucapan terima kasih saya. Saya akan mendedikasikan semua pikiran dan tindakanku untuk melayani-Mu.
Posting Komentar