Latest Post
16.08
Akan Terjadi Misi ke Kota
Written By Unknown on Rabu, 02 Oktober 2013 | 16.08
Label:
Adventist World,
Bacaan
10.12
PERTOBATAN SEJATI
Written By Unknown on Senin, 22 Juli 2013 | 10.12
Charles G
Finney
Sebelum saya
membahas lebih jauh pokok tentang pertobatan yang sejati dan yang palsu, saya
ingin sampaikan bahwa pembahasan ini hanya bermanfaat bagi mereka yang mau
dengan jujur menerapkannya kepada diri mereka sendiri. Jika Anda berharap untuk
bisa mendapat sesuatu manfaat dari apa yang akan saya sampaikan, Anda harus
tetapkan untuk membuat penerapan yang tulus secara pribadi. Bersikap jujurlah
seperti jika Anda akan menghadap Tuhan. Jika Anda bersedia melakukannya, saya
harap Anda akan bisa dapati seperti apa sesungguhnya hubungan Anda dengan
Tuhan.
Saya berencana
untuk menunjukkan perbedaan antara pertobatan yang sejati dan yang palsu
mengikuti urutan pembahasan seperti ini:
I. Menunjukkan
bahwa keadaan alami manusia adalah keadaan yang murni egois
II. Menunjukkan
bahwa karakter orang Kristen itu berisi kebajikan. Artinya, [seorang Kristen
itu] memilih untuk membahagiakan orang lain.
III. Menunjukkan
bahwa kelahiran kembali di dalam Kristus Yesus merupakan suatu perubahan dari
keegoisan menuju kebajikan.
IV. Menunjukkan
beberapa bidang di mana orang-orang Kudus dan orang-orang berdosa, atau orang
yang bertobat secara sejati dengan yang palsu, memiliki kesamaan dan juga
perbedaan dalam hal-hal tertentu.
V. Menjawab
beberapa persoalan
VI. Menyimpulkan
dengan menyajikan beberapa penekanan.
I. Keadaan
alami seorang manusia, atau cara hidup manusia sebelum betobat adalah keegoisan
yang murni dan tidak ada campuran [kebaikan apapun] di dalamnya.
Keegoisan itu
berarti menempatkan kebahagiaan pribadi Anda sebagai yang paling utama, dan
juga mengejar keuntungan pribadi Anda. Orang yang egois menempatkan kebahagiaan
pribadinya di atas segala yang lain, misalnya diatas kemuliaan Allah dan
kebaikan seisi alam. Sangatlah jelas bahwa semua orang berada dalam keadaan ini
sebelum bertobat. Hampir semua orang tahu bahwa orang-orang berurusan antara
satu dengan yang lain berdasarkan prinsip keegoisan. Kalau ada orang yang
menafikan hal ini, lalu coba berurusan dengan orang lain dengan cara yang tidak
egois, maka dia akan dianggap bodoh.
II. Karakter
seorang Kristen itu berisi kebajikan
Watak yang berisi
kebajikan itu berarti suka membahagiakan orang lain, atau, lebih memilih untuk
membahagiakan orang lain. Ini adalah pola pikir Allah. Kita diberitahu bahwa
Allah itu kasih; artinya, Dia itu penuh kebajikan. Kebajikan memenuhi segenap
kepribadian-Nya. Semua kualitas kepribadian-Nya yang lain hanya merupakan
ungkapan berbeda dari kebajikan-Nya.
Setiap orang yang
bertobat memiliki kecenderungan untuk menyerupai kepribadian Allah. Saya tidak
bermaksud mengatakan bahwa tak seorang pun yang bisa disebut bertobat jika dia
tidak benar-benar memiliki kebajikan seperti Allah secara murni dan sempurna -
melainkan bahwa kecenderungan pilihannya adalah pilihan berdasarkan
kebajikan. Dia dengan tulus mengupayakan kebahagiaan orang lain, bukan karena
hal itu akan membuatnya berbahagia nantinya.
Allah memiliki
kebajikan yang murni dan tidak egois. Dia tidak membahagiakan orang-orang demi
kesenangan pribadi-Nya, melainkan karena Dia memang mencintai kebahagiaan orang
lain itu. Dia bukannya tidak berbahagia di dalam memberkati mereka, tapi
kebahagiaan pribadi-Nya bukanlah tujuan yang Dia kejar. Orang yang tidak egois
menemukan kebahagiaan saat mengerjakan perbuatan baik. Jika dia tidak gemar
berbuat baik, tentunya perbuatan baik itu tidak menjadi hal yang dia utamakan.
Kebajikan adalah
kekudusan. Itulah hal yang dituntut oleh hukum Allah, "Kasihilah Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
akal budimu" dan, "Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu,
ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." ,"
(Mat. 22.37, 39) Sama seperti orang yang sudah bertobat itu menaati hukum
Allah, dia juga penuh kebajikan seperti Allah.
III. Pertobatan
sejati adalah perubahan dari keegoisan puncak menuju kasih kepada kebahagiaan
orang lain
Pertobatan yang
sejati adalah perubahan atas tujuan yang Anda kejar, dan bukan sekadar
perubahan dalam cara Anda mengejar cita-cita Anda. Tidak benar jika
dikatakan bahwa orang yang bertobat dengan yang tidak bertobat itu memiliki
cita-cita yang sama, dan perbedaannya hanya terletak pada cara mengejarnya. Ini
sama saja dengan mengatakan bahwa malaikat Gabriel dan Iblis sama-sama berjuang
mengejar kebahagiaan pribadi mereka, hanya saja cara mereka mengejarnya
berbeda. Gabriel mentaati Allah bukan dalam rangka mengejar kebahagiaan
pribadinya.
Seseorang bisa
saja mengubah cara dia bertindak, namun tetap mengejar kebahagiaan pribadinya.
Dia bisa saja orang yang tidak percaya kepada Yesus, atau pada kekekalan, akan
tetapi dia bisa melihat bahwa berbuat baik itu bisa menguntungkannya di dunia
ini dan memberi dia banyak keuntungan pribadi (yang bersifat sementara).
Anggaplah orang
ini akhirnya bisa melihat realitas dari kekekalan dan memeluk agama dalam
rangka mendapati kebahagiaan di dalam kekekalan itu. Nah, setiap orang tahu
bahwa tidak ada hal yang berharga yang bisa didapati di sini. Bukan pelayanannya
kepada Tuhan yang memberkati Tuhan, melainkan alasan mengapa dia
melayani Allah itulah yang terpenting.
Petobat sejati
menjadikan kemuliaan Allah dan kemajuan Kerajaan-Nya sebagai cita-citanya. Dia
memilih hal tersebut sebagai tujuan hidupnya, karena dia melihat hal ini
sebagai kebajikan yang lebih utama dibandingkan kebahagiaan pribadinya. Bukan
karena dia tidak peduli dengan kebahagiaan pribadinya, melainkan karena dia
lebih mengutamakan kemuliaan Allah, karena kemuliaan Allah adalah kebajikan
yang lebih utama. Dia mengejar kebahagiaan orang-orang lain sesuai dengan makna
penting yang bisa dia lihat di sana (sejauh dia mampu menilai hal tersebut),
dan dia memilih kebajikan tertinggi itu sebagai cita-cita utamanya.
IV. Saya akan
tunjukkan beberapa bidang di mana orang kudus sejati dan orang yang disesatkan
memiliki kesamaan - dan bidang-bidang di mana mereka berbeda
1. Mereka bisa
sepakat dalam hal kehidupan yang dikendalikan oleh moralitas yang tinggi.
Perbedaannya terletak pada motivasi mereka. Orang kudus sejati menjalani
kehidupan yang bermoral karena mereka mengasihi kekuusan - orang yang
disesatkan memiliki motivasi yang egois. Dia akan memanfaatkan moralitas
sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu, demi kebahagiaan pribadi mereka.
2. Mereka bisa
saja sama-sama giat berdoa, sejauh yang bisa dilihat secara langsung.
Perbedaannya terletak pada motivasi mereka. Orang kudus sejati memang mengasihi
doa - orang yang disesatkan berdoa karena mereka berharap untuk bisa memperoleh
keuntungan dengan doa mereka. Orang kudus sejati memang mengharapkan suatu
hasil dari doa mereka, akan tetapi hal ini bukanlah motivasi utama mereka.
Petobat palsu berdoa murni dengan motivasi yang egois.
3. Mereka bisa
terlihat sama-sama bersemangat dalam hal keagamaan. Orang bisa saja
memiliki semangat yang tinggi mengikuti pengetahuan mereka, dan dia memang
secara tulus berhasrat untuk melayani Tuhan. Petobat palsu bisa juga
menunjukkan semangat yang tinggi, namun dengan tujuan menjamin keselamatan
pribadinya, dan juga karena dia takut masuk neraka kalau dia tidak bekerja buat
Tuhan. Mungkin dia juga melayani Allah demi meredam desakan hati nuraninya,
bukan karena dia mengasihi Tuhan.
4. Mereka bisa
terlihat sama-sama mengasihi hukum Allah. Orang kudus sejati
mengasihi hukum Allah karena kesempurnaan, kekudusan, keadilan dan kebaikan
dari hukum tersebut; orang yang egois mengira bahwa jika menjalankan hukum
tersebut dia bisa menikmati kebahagiaan pribadi.
5. Mereka bisa
terlihat sama-sama mendukung sanksi-sanksi yang terkandung dalam hukum Allah.
Orang kudus sejati mengaitkan hukum Allah dengan diri pribadi mereka dalam
pengertian bahwa sangatlah adil jika Allah memasukkan mereka ke dalam neraka.
Orang yang disesatkan bisa saja menghormati hukum tersebut, karena dia tahu
bahwa aturan yang ditegakkan di sana memang benar, akan tetapi dia merasa bahwa
dirinya tidak berada dalam cakupan hukum tersebut.
6. Mereka bisa
saja menolak beberapa hal yang sama. Menyangkal diri bukan hal yang
dilakukan oleh kalangan orang kudus saja. Coba lihat pengorbanan dan
penyangkalan diri yang dilakukan oleh kaum muslim, yang menjalankan ibadah haji
ke Mekah. Lihatlah disiplin dan penyangkalan diri yang dilakukan oleh
orang-orang yang tersesat di dalam berbagai macam aliran kepercayaan timur itu.
Orang kudus sejati menyangkal dirinya untuk bisa lebih banyak berbuat baik
kepada orang lain. Pengorbanan dirinya tidak dilakukan demi meninggikan diri
ataupun kepentingannya. Orang yang tersesat bisa saja melakukan hal yang
sebanding dengan hal tersebut, akan tetapi murni dari niat yang egois.
7. Mereka bisa
saja sama-sama memiliki kerelaan untuk mengorbankan nyawa. Bacalah
kisah kehidupan para martir dan Anda bisa lihat betapa mereka memiliki kerelaan
untuk berkorban bahkan demi ide yang salah mengenai imbalan yang akan diterima
dengan pengorbanan mereka. Banyak orang yang berani menerjang maut karena
keyakinan bahwa cara yang sedang mereka jalani adalah jalan yang paling benar
yang menuju kekekalan.
8. Keduanya
bisa saja memiliki kerelaan untuk berkorban sangat besar untuk menjalankan
kebenaran. Petobat yang sejati melakukan hal itu karena dia
mengasihi kebenaran, sedangkan petobat yang palsu melakukannya karena dia tahu
bahwa dia tidak bisa diselamatkan jika tidak menjalankan kebenaran. Dia bisa
saja bersikap jujur dalam transaksi bisnisnya, namun tanpa motivasi yang lebih
mulia, maka tindakannya itu tidak akan dihargai oleh Allah.
9. Mereka bisa
saja menghasratkan hal yang sama di dalam beberapa bidang
Mereka bisa
sama-sama berhasrat untuk menjadi orang yang berguna bagi masyarakat.
Petobat yang sejati berhasrat menjadi orang yang berguna karena memang sangat
menghargai nilai orang yang berguna bagi masyarakat, sedangkan petobat yang
palsu menghasratkan hal itu karena dia memandang bahwa itu adalah jalan untuk
menjadi berkenan kepada Allah.
Mereka bisa
sama-sama mengharapkan orang lain bertobat. Bagi orang kudus sejati,
karena hal itu akan memuliakan Allah, sedangkan bagi orang yang tersesat, hal
itu dalam rangka mendapatkan perkenan dari Allah. Dia akan dimotivasi oleh
niatan tersebut, misalnya di saat dia sedang memberikan uang. Setiap orang tahu
bahwa seseorang bisa memiliki kerelaan untuk menyumbang ke sebuah organisasi,
ataupun Perhimpunan Misionaris, berlandaskan motivasi yang egois untuk
mendapatkan kebahagiaan dari pujian dari manusia, atau mengejar perkenan dari
Allah. Dengan demikian, dia juga bisa saja mengharapkan pertobatan dari
orang-orang, dan berusaha keras untuk mewujudkannya, namun dengan berlandaskan
motivasi yang egois.
Mereka bisa
saja sama-sama berhasrat untuk memuliakan Allah. Orang kudus yang
sejati menghasratkan itu karena dia ingin melihat Allah dimuliakan, sedangkan
orang yang tersesat melakukannya karena dia memandang hal itu sebagai
satu-satunya jalan untuk diselamatkan. Petobat yang sejati mengarahkan hatinya
mengejar kemuliaan bagi Allah. Sedangkan pihak yang tersesat menghasratkan hal
itu demi keuntungan pribadinya.
Mereka bisa
saja sama-sama berhasrat untuk bertobat. Petobat yang sejati
membenci dosa karena dosa itu menyakitkan dan mempermalukan Allah, oleh karenanya,
dia ingin bertobat dari dosanya. Petobat yang palsu juga ingin bertobat karena
dia menganggap bahwa kalau tidak bertobat, maka dia akan dihukum.
Mereka bisa
sama-sama ingin mentaati Allah. Orang kudus yang sejati taat supaya
dia bisa meningkatkan kekudusannya. Petobat yang palsu mentaati Allah karena
dia mengharapkan imbalan dari ketaatannya.
10. Mereka bisa
mengasihi hal yang sama
Mereka bisa
saja sama-sama mengasihi Alkitab. Bagi petobat sejati hal ini
karena Alkitab itu adalah kebenaran dari Allah. Dia bergemar di dalam kasihnya
pada Alkitab. Orang yang tersesat mengasihi Alkitab karena mengira bahwa isi
Alkitab mendukungnya, dan memandang isi Alkitab sebagai suatu rencana yang akan
menggenapi harapannya.
Mereka bisa
sama-sama mengasihi Allah - yang satu karena melihat bahwa karakter
Allah itu begitu indah dan menyenangkan, dan dia mengasihi Allah demi
menyenangkan hati Allah. Yang satunya lagi, karena dia mengira bahwa Allah
adalah sahabat khusus yang akan membuatnya bahagia selamanya, lalu dia mengaitkan
pemahaman tentang keberadaan Allah itu dengan kepentingan egoisnya.
Mereka bisa
sama-sama mengasihi Kristus. Petobat sejati mengasihi karakter
Kristus. Orang yang tersesat mengira bahwa Kristus akan menyelamatkannya dari
neraka, dan memberi dia hidup yang kekal...jadi, dia merasa tidak punya alasan
untuk tidak mengasihi Kristus.
Mereka bisa
sama-sama mengasihi orang Kristen. Petobat yang sejati melakukannya
karena dia melihat gambaran Kristus di dalam diri orang-orang Kristus, dan bisa
menikmati kebersamaan rohani dengan orang-orang Kristen tersebut. Orang yang
tersesat mengasihi orang-orang Kristen karena kesamaan denominasi, atau mungkin
juga mereka berada di pihak yang sama. Dia juga gemar membicarakan tentang
minatnya pada kekristenan dan harapannya untuk bisa masuk ke surga.
Mereka bisa
sama-sama gemar menghadiri ibadah-ibadah keagamaan. Bagi orang
kudus, hal ini karena hatinya memang gemar akan penyembahan, doa, memanjatkan
pujian dan berbagi Firman Allah - sedangkan bagi orang yang tersesat, hal ini
karena acara-acara kebaktian itu merupakan tempat yang bagus untuk menaikkan
harapannya.
Keduanya bisa
sama-sama menikmati saat-saat berdoa secara pribadi. Bagi orang
kudus sejati, hal ini karena dia dekat dengan Allah dan bergemar dalam
persekutuan dengan-Nya. Bagi orang yang tersesat, hal ini karena dia memperoleh
kepuasan karena merasa dirinya adalah orang benar, merasa bahwa sudah merupakan
tugasnya untuk berdoa secara pribadi.
Mereka bisa
sama-sama mengasihi doktrin kasih karunia - bagi orang kudus sejati,
hal ini karena hal tersebut sangat memuliakan Allah, sedangkan bagi yang
tersesat hal ini karena mengira bahwa ajaran tersebut menjamin keselamatan
pribadi mereka.
11. Mereka bisa
sama-sama membenci sesuatu hal
Mereka bisa
sama-sama membenci kebejatan seksual serta menentangnya dengan sangat keras
- orang kudus sejati membencinya karena hal itu bersifat merusak dan
bertentangan dengan Allah, sedangkan bagi yang tersesat hal itu bisa saja
karena bertentangan dengan pandangan pribadinya.
Mereka bisa
sama-sama membenci dosa - bagi petobat sejati, hal itu karena dosa
bertentangan dengan Allah, sedangkan bagi orang yang tersesat, karena dosa
telah menyakitinya. Seringkali orang membenci dosa-dosa mereka sendiri, akan
tetapi mereka tidak meninggalkan dosa-dosa itu.
Mereka bisa
sama-sama menentang orang berdosa. Penentangan yang dilakukan oleh
orang kudus sejati dilandasi oleh kasih. Mereka melihat bahwa karakter dan
perilaku si orang berdosa itu akan merusak Kerajaan Allah. Bagi orang yang
tersesat, mereka menentang orang berdosa karena agama yang berbeda atau karena
berada di pihak yang berbeda.
Di dalam semua
bidang tersebut, motif masing-masing pihak saling bertentangan. Perbedaannya
terlihat dari pilihan tujuan atau gol yang mereka ambil. Yang satu memilih
mengutamakan kepentingannya, yang satunya lagi memilih kepentingan Allah
sebagai tujuan utamanya.
Pertobatan yang Sejati dan yang Palsu - 2
Charles G
Finney
(Disambung dari Pertobatan yang
sejati dan yang palsu – 1)
Beberapa
pertanyaan tentang perbedaan di antara orang Kristen yang sejati dan palsu
1. "Jika
kedua kelompok itu sangat mirip dalam banyak hal, lalu bagaimana cara agar kita
bisa mengenali karakter kita sendiri, atau mengetahui di dalam kelompok mana
kita berada?"
Kita sama-sama
tahu bahwa hati ini sangat penuh dengan tipu daya, dan memang sangat licik
(Yer. 17:9), jadi bagaimana kita bisa tahu bahwa kita memang mengasihi Allah
dan juga kekudusan, atau kita ini sekadar mencari imbalan dari Allah, mengejar
tempat di surga demi kepentingan pribadi?
Jika kita
benar-benar memiliki kebajikan, hal itu akan tampak dari tindakan kita
sehari-hari.
Jika di dalam cara
kita berurusan dengan orang lain itu kita dilandasi oleh watak yang egois, maka
keegoisan itu juga akan melandasi cara kita berurusan dengan Allah. "Jikalau
seorang berkata: 'Aku mengasihi Allah,' dan ia membenci saudaranya, maka ia
adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya,
tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya." (1 Yoh 4:20).
Menjadi seorang
Kristen bukan sekadar urusan mengasihi Allah, melainkan juga hal mengasihi
sesama manusia. Dan jika tindakan sehari-hari kita dilandasi oleh keegoisan,
maka kita ini bukan orang yang sudah bertobat - sebab, jika kita tetap
tergolong sebagai orang Kristen, maka itu berarti kita bisa menjadi seorang
Kristen tanpa mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.
Jika Anda tidak
egois, maka tanggungjawab spiritual Anda tidak akan menjadi suatu beban bagi
Anda. Sebagian orang mengerjakan perintah Allah dengan sikap hati
yang sama seperti seorang pasien yang meminum obat dari dokter - yakni karena
dia berharap untuk bisa mendapatkan hasil yang baik buat dirinya pribadi, dan
dia tahu bahwa dia harus meminumnya atau menghadapi kematian. Pelaksanaan itu
selalu dia jalankan atas rasa terpaksa.
Jika Anda
egois, maka sukacita Anda akan sangat dipengaruhi oleh seberapa tinggi harapan
Anda untuk bisa masuk ke surga.
Saat Anda merasa
sangat yakin bahwa Anda akan masuk surga, maka Anda akan sangat menikmati
kehidupan Kristen Anda. Sukacita Anda bergantung pada harapan Anda, bukan
karena kasih Anda pada hal-hal yang sedang Anda harapkan itu. Saya tidak
menyatakan bahwa orang-orang kudus itu tidak bersukacita akan pengharapan
mereka, akan tetapi harapan itu sendiri bukan hal yang terpenting bagi mereka.
Mereka tidak banyak memikirkan tentang harapan pribadi mereka karena pikiran
mereka tersita akan hal-hal yang jauh lebih bernilai.
Jika Anda
egois, maka sukacita Anda lebih banyak dipengaruhi oleh penantian akan harapan
pribadi Anda. Orang-orang kudus yang sejati bersukacita di dalam damai
sejahtera yang datang dari Allah dan surga sudah terbentuk di dalam jiwa
mereka. Ia tidak menunggu sampai mati nanti baru akan menikmati sukacita hidup
kekal. Sukacitanya begerak sejajar dengan kekudusannya, bukan dengan harapan
pribadinya.
Orang yang
terperdaya atau tersesat hanya mengejar hasil dari ketaatan, sedangkan orang
kudus memiliki jiwa yang taat.
Ini adalah
perbedaan yang penting, dan saya kuatir hanya sedikit orang yang bisa memiliki
jiwa yang taat itu. Orang kudus yang sejati memang benar-benar memiliki
kecenderungan untuk taat, dan ketaatannya itu bersumber dari dalam hatinya -
oleh karenanya, ketaatan itu menjadi hal yang mudah baginya. Petobat palsu
bertekad untuk menjadi kudus karena tahu bahwa hanya itu jalan untuk mengejar
kebahagiaan. Orang kudus yang sejati memilih kekudusan karena kasihnya pada
kekudusan, dan dia memang kudus.
Petobat yang
sejati dan yang palsu juga memiliki perbedaan dalam iman mereka.
Orang kudus sejati
memiliki keyakinan akan kepribadian dan karakter Allah, dan keyakinan ini
membawa mereka pada ketaatan yang sepenuh hati kepada Allah. Keyakinan yang
sejati kepada janji-janji khusus Tuhan bergantung pada keyakinan akan
kepribadian Allah. Hanya ada dua dasar bagi segala jenis pemerintahan, baik
yang ilahi maupun yang manusiawi, yang ditaati karena ditakuti atau karena
dipercaya. Segala jenis ketaatan bersumber dari salah satu dari kedua prinsip
itu.
Di satu sisi,
orang menjadi taat karena berharap mendapat imbalan atau takut akan hukuman.
Sedangkan di sisi lain, ketaatan itu datang dari keyakinan akan karakter dari
pemerintahan, yang dijalankan dengan kasih. Seorang anak mentaati orang tuanya
karena dia mengasihi dan mempercayai mereka. Yang lain mungkin menunjukkan
ketaatan di permukaan saja karena dilandasi oleh rasa takut dan harapan akan
imbalan. Petobat yang sejati memiliki iman, atau keyakinan kepada Allah, yang
mendorong dia untuk taat kepada Allah atas dasar kasih. Inilah yang disebut
ketaatan iman.
Orang yang
tersesat hanya memiliki iman yang separuh-separuh, begitu pula dengan
ketaatannya. Iblis juga memiliki iman yang separuh-separuh. Dia percaya dan
gemetar ketakutan. Seseorang mungkin meyakini bahwa Kristus datang untuk
menyelamatkan orang berdosa, dan berdasarkan pengetahuan itu maka dia mentaati
Kristus untuk diselamatkan. Akan tetapi dia tidak sepenuhnya tunduk pada
kedaulatan Kristus, atau memberi Kristus kendali atas kehidupannya.
Ketaatannya
dilandasi oleh syarat bahwa dia akan diselamatkan. Dia tidak pernah dengan
sepenuh hati - tanpa menyimpan sesuatu hal lain di hatinya - meyakini segenap
kepribadian Allah sehingga membuat dia bisa berkata, "Kehendak-Mu
jadilah." Keyakinan agamanya berbentuk keyakinan akan seperangkat aturan
atau hukum. Jenis yang lainnya lagi, memiliki Injil iman; kepercayaannya
berlandasakan iman. Yang satu egois, yang satunya lagi dilandasi kebajikan. Di
sinilah letak perbedaan sejati dari kedua kelompok tersebut. Kehidupan
keagamaan yang satu hanya tampak di permukaan dan bersifat munafik. Yang
satunya lagi bersumber dari dalam hati - kudus dan berkenan kepada Allah.
Jika Anda
egois, maka Anda hanya bersukacita atas pertobatan seseorang di mana Anda
memiliki peranan di dalamnya.
Anda hanya sedikit
merasa puas jika pertobatan itu terjadi melalui peranan orang lain. Orang yang egois
bersukacita saat dia yang beraktifitas dan berhasil mempertobatkan orang
berdosa, karena dia berpikir bahwa dengan itu dia akan menerima imbalan. Akan
tetapi dia akan menjadi iri saat melihat orang lain membimbing seorang berdosa
kepada Kristus. Orang kudus yang sejati bersukacita melihat orang lain bisa
menunjukkan bahwa dia berguna, dan bersukacita melihat seorang berdosa
dipertobatkan melalui peranan orang lain, seolah-olah dia juga ikut ambil
bagian dari peristiwa itu
2.
"Bukankah saya juga perlu memperhatikan kebahagiaan pribadi saya?"
Tidak salah jika
Anda peduli dengan kebahagiaan pribadi Anda sesuai dengan nilai relatifnya.
Takarlah kebahagiaan pribadi Anda itu terhadap kemuliaan Allah dan juga
kebaikan bagi alam semesta, kemudian baru Anda putuskan - berilah nilai yang
sesuai bagi kebahagiaan pribadi Anda itu. Itulah hal yang telah dilakukan oleh
Allah. Dan makna inilah yang Dia maksudkan ketika Dia memberi Anda perintah
untuk mengasihi sesama manusia seperti diri Anda sendiri.
Menarik sekali,
semakin Anda abaikan kebahagiaan pribadi Anda, maka Anda akan menjadi semakin
bahagia. Kebahagiaan yang sejati terutama diisi oleh pemenuhan hasrat-hasrat
yang tidak egois. Jika Anda bermaksud mengerjakan sesuatu karena memang
mengasihi hal yang Anda kerjakan itu, maka kebahagiaan Anda akan bergerak
sejajar dengan pancapaian Anda dalam tindakan tersebut. Namun jika Anda berbuat
baik hanya untuk mempertahankan kebahagiaan Anda, maka Anda akan gagal. Anda
akan seperti anak kecil yang sedang mengejar bayangannya sendiri; dia tidak
akan pernah berhasil mendapatkannya, karena bayangan itu akan selalu memiliki
jarak dengannya.
3.
"Bukankah Kristus memandang bahwa sukacita itu terletak di
depan-Nya?"
Memang benar bahwa
Yesus mengabaikan rasa malu dan memikul salib, dan memandang kebahagiaan yang
terbentang di hadapan-Nya. Akan tetapi kebahagiaan macam apakah yang terbentang
di hadapan-Nya itu? Bukan keselamatan pribadi-Nya, bukan sukacita-Nya sendiri,
melainkan kebaikan luar biasa yang akan Dia kerjakan bagi keselamatan dunia.
Kebahagiaan orang lainlah yang menjadi tujuan-Nya. Dengan demikian, kebahagiaan
itu memang terbentang di hadapan-Nya...dan memang kebahagiaan itulah yang Dia
dapatkan.
4.
"Bukanlah Musa juga mencari imbalan?"
Benar, Musa
mencari imbalan. Namun apakah imbalan itu demi keuntungan pribadinya? Jauh dari
itu. Hadiah itu adalah keselamatan bag umat Israel. Pernah Allah berniat
membinasakan umat Israel membangun satu bangsa besar dari keturunan Musa. Jika
Musa egois, tentunya dia akan berkata, "Benar, Tuhan, Biarlah terjadi
seperti yang Kau kehendaki atas hamba-Mu ini." Namun apa yang dia katakan?
Mengapa hatinya begitu terpaku pada keselamatan umatnya, dan juga kemuliaan
Allah, sehingga dia bahkan tidak berpikir untuk menerima niatan Tuhan tersebut.
Sebaliknya, dia justru berkata, "Tetapi sekarang, kiranya Engkau
mengampuni dosa mereka itu dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku
dari dalam kitab yang telah Kautulis." (Kel. 32:32). Tanggapans
semacam ini tidak keluar dari orang yang egois.
5. "Bukankah
Alkitab berkata bahwa kita ini mengasihi Allah karena Allah lebih dulu
mengasihi kita?"
Memang ada
disebutkan, "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."
(1 Yoh 4:19). Kalimat itu memiliki dua macam makna:
1) Kasih-Nya
kepada kita memungkinkan kita untuk mengasihi Dia; atau 2) Kita ini mengasihi
Dia karena kebaikan dan pemihakan yang telah Dia tunjukkan kepada kita. Makna
yang kedua itu jelas tidak benar karena Yesus Kristus dengan jelas menyatakan
satu prinsip di dalam Khotbah di Bukit: "Dan jikalau kamu mengasihi
orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun
mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka." (Luk 6:32).
Jika kita
mengasihi Allah, bukan karena kepribadian-Nya melainkan karena pemihakan-Nya
kepada kita, berarti kita ini tidak ada bedanya dengan orang yang belum
bertobat.
6.
"Bukankah Alkitab menawarkan kebahagiaan sebagai upah dari
kebenaran?"
Alkitab
menyebutkan kebahagiaan sebagai hasil dari kebenaran, akan tetapi tidak
ada disebutkan bahwa kebahagiaan Anda itu adalah alasan untuk berbuat baik.
7.
"Mengapa Alkitab terus berbicara tentang harapan dan ketakutan pada
manusia jika kepedulian akan kebahagiaan pribadi Anda bukanlah suatu motif yang
tepat bagi tindakan-tindakan Anda?"
Manusia pada dasarnya
cenderung untuk merusak, dan memang tidaklah salah bertindak menghindarinya.
Kita memang boleh peduli akan kebahagiaan kita, namun selalu dengan penilaian
yang wajar.
Dan juga, manusia
itu mabuk dengan dosa-dosa sehingga Allah tidak bisa masuk ke dalam perhatian
mereka, agar mereka bisa mempertimbangkan tentang kepribadian-Nya yang sejati
dan alasan-alasan untuk mengasihi Dia, kecuali jika Dia bergerak mengincar
harapan dan ketakutan-ketakutan mereka. Namun begitu mereka disadarkan, maka
Dia akan menawarkan Injil kepada mereka. Saat seorang penginjil berkhotbah
tentang kengerian yang berasal dari Tuhan, sehingga pendengarnya terkejut dan
tersadar, selanjutnya dia akan menyampaikan tentang kepribadian Allah kepada
mereka, untuk menarik hati mereka agar mengasihi Dia karena kesempurnaan
karakter-Nya itu.
8.
"Bukankah Injil menawarkan pengampunan sebagai dasar bagi motivasi
ketaatan?"
Jika yang Anda
maksudkan adalah bahwa seorang berdosa disuruh untuk bertobat dengan janji
bahwa dia akan diampuni, maka perlu saya katakan bahwa Alkitab tidak pernah
menyampaikan hal yang semacam itu. Alkitab tidak pernah mendorong seorang
berdosa untuk berkata, "Aku akan betobat jika Engkau mau mengampuni."
Dan memang tidak ada tawaran pengampunan sebagai pendorong untuk pertobatan.
Beberapa
catatan penutup
1. Sebagian
orang lebih giat mempertobatkan orang berdosa daripada mengupayakan pengudusan
jemaat dan pemuliaan nama Allah melalui perbuatan baik umat-Nya.
Banyak orang yang
ingin melihat orang lain diselamatkan, bukan karena kehidupan dan perbuatan
orang itu menyakiti serta mempermalukan Allah, melainkan karena mereka prihatin
akan orang tersebut dan tidak ingin melihat dia masuk neraka. Orang kudus
sejati merasa sedih melihat dosa, karena dosa mempermalukan nama Allah. Dan
mereka paling prihatin saat melihat orang Kristen berbuat dosa karena itu
bahkan lebih mempermalukan Allah.
Sebagian orang
tampaknya tak begitu peduli akan keadaan Jemaat, selama mereka bisa
mempertobatkan lebih banyak orang lain, bagi mereka 'keberhasilan' penginjilan
sama dengan 'keberhasilan' Jemaat, namun mereka tidak begitu peduli apakah
Allah dipermalukan atau dipermuliakan lewat kehidupan Jemaat itu. Hal ini
menunjukkan bahwa mereka tidak didorong oleh kasih yang murni kepada Allah dan
kekudusan, melainkan pada perasaan manusiawi mereka terhadap si orang berdosa
itu.
2. Berdasarkan
semua hal yang telah saya sampaikan itu, sangatlah mudah untuk memahami mengapa
banyak orang yang mengaku Kristen namun memiliki pandangan yang begitu berbeda
tentang apa sebenarnya Injil itu
Sebagian orang
memandang Injil hanya sebagai suatu hiburan saja bagi umat manusia, di mana
Allah ternyata bukanlah Pribadi yang seketat apa yang disampaikan dalam Hukum
Taurat. Mereka mengira bahwa mereka bisa menjadi seduniawi apapun, dan Injil
akan tetap menutupi kekurangan mereka serta menyelamatkan mereka.
Yang lain lagi,
memandang Injil sebagai karunia ilahi dari Allah, dengan tujuan utama
memusnahkan dosa dan menumbuhkan kekudusan. Oleh karenanya, kekudusan yang
kurang dari yang dituntut dari dalam hukum Taurat adalah hal yang sangat mereka
tolak, nilai Injil justru terletak dari kuasa untuk menjadikan mereka kudus.
"Ujilah
dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu!
Atau, apakah kamu tidak menyadari bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu -
melainkan kamu tidak tahan uji." (2 Kor 13.5 NASB)"
Apa itu pertobatan dan mengapa itu diperlukan untuk
keselamatan?
Pertanyaan: Apa itu pertobatan dan
mengapa itu diperlukan untuk keselamatan?
Jawaban: Banyak orang memahami istilah
“pertobatan” berarti “berbalik dari dosa.” Ini bukanlah definisi Alkitab
mengenai pertobatan. Dalam Alkitab, kata “bertobat” berarti “berubah pikiran.”
Alkitab juga memberitahu kita bahwa pertobatan yang sejati akan menghasilkan
perubahan tindakan (Lukas 3:8-14, Kisah Rasul 3:19). Kisah 26:20 menyatakan,
“Tetapi mula-mula aku memberitakan bahwa mereka harus bertobat dan berbalik
kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan
itu.” Definisi pertobatan yang
sepenuhnya secara Alkitabiah adalah perubahan pikiran yang menghasilkan
perubahan tingkah laku.
Kalau demikian, apa hubungan antara pertobatan dan keselamatan? Kitab Kisah
Rasul nampaknya secara khusus memusatkan perhatian pada pertobatan dalam
hubungannya dengan keselamatan (Kisah 2:38, 3:19; 11:18; 17:30; 20:21; 26:20). Bertobat, dalam kaitannya dengan
keselamatan, adalah merubah pikiran Anda dalam hubungannya dengan Yesus Kristus.
Dalam khotbah Petrus pada hari Pentakosta (Kisah 2) dia mengakhirinya dengan
panggilan agar orang-orang bertobat (Kisah 2:38). Bertobat dari apa? Petrus
memanggil orang-orang yang menolak Yesus Kristus (Kisah 2:36) untuk mengubah
pikiran mereka mengenai Dia, untuk mengakui bahwa Dia sungguh-sungguh adalah
“Tuhan dan Kristus” (Kisah 2:36). Petrus memanggil orang-orang untuk mengubah
pikiran mereka dari menolak Kristus sebagai Mesias menjadi beriman kepadaNya
sebagai Mesias dan Juruselamat.
Pertobatan dan iman dapat dipahami sebagai “dua sisi dari koin yang sama.” Tidaklah
mungkin beriman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat tanpa terlebih dahulu
mengubah pikiran Anda mengenai siapa Dia dan apa yang telah Dia lakukan. Apakah
ini adalah pertobatan dari penolakan secara sengaja, atau pertobatan dari
ketidakacuhan atau ketidaktertarikan – itu adalah perubahan pikiran. Pertobatan
Alkitabiah, dalam hubungannya dengan keselamatan, adalah merubah pikiran Anda
dari menolak Kristus menjadi beriman kepada Kristus.
Adalah penting untuk memahami bahwa pertobatan bukanlah hasil karya kita demi
untuk mendapatkan keselamatan. Tidak ada
seorangpun dapat bertobat dan datang kepada Allah kecuali kalau Allah menarik
orang tsb. kepadaNya (Yohanes 6:44). Kisah 5:31 dan 11:18 mengindikasikan
bahwa pertobatan adalah pemberian Allah – yang dimungkinkan semata-mata karena
anugrahNya. Tidak ada seorangpun yang dapat bertobat kecuali kalau Allah
menganugrahkan pertobatan. Segala yang bersangkutan dengan keselamatan,
termasuk pertobatan dan iman, adalah hasil dari Allah menarik kita, membuka mata
kita, dan mengubah hati kita. Panjang sabar Allah menuntun kita kepada
pertobatan (2 Petrus 3:9), demikian pula kebaikanNya (Roma 2:4).
Sekalipun pertobatan bukanlah pekerjaan yang menghasilkan keselamatan,
pertobatan yang menuntun pada keselamatan pasti menghasilkan suatu karya.
Adalah tidak mungkin untuk benar-benar dan secara keseluruhan mengubah pikiran
Anda tanpa hal itu menyebabkan perubahan dalam perilaku. Dalam Alkitab
pertobatan menghasilkan perubahan tingkah laku. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis
berseru agar orang-orang “menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan”
(Matius 3:8). Seseorang yang benar-benar telah bertobat dari penolakan akan
Kristus kepada iman akan Kristus akan nyata melalui hidup yang berubah (2
Korintus 5:17, Galatia 5:19-23, Yakobus 2:14-26). Pertobatan, didefinisikan
secara tepat, adalah perlu untuk keselamatan. Pertobatan yang Alkitabiah adalah
mengubah pikiran Anda mengenai Yesus Kristus dan berbalik kepada Allah dalam
iman untuk keselamatan (Kisah 3:19). Berbalik dari dosa bukanlah definisi dari
pertobatan, melainkan adalah salah satu hasil dari pertobatan yang sejati, yang
berlandaskan iman yang menuntun kepada Tuhan Yesus Kristus.
Oleh : Bpk C Simatupang
Label:
Kotbah
09.33
Manusia hidup untuk menghadapi masalah
Written By Unknown on Senin, 15 Juli 2013 | 09.33
Manusia hidup untuk menghadapi masalah
Siapa pun pernah menghadapi masalah, masalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita, semua mengambil bagian baik tua, muda, kecil, besar. Bahkan terkadang masalah itu datang secara bertubi – tubi, yang sering membuat kita merontah dan menangis. Terkadang ketika masalah itu datang kita tidak siap untuk menghadapinya sehingga kita sering lari ke hal – hal yang negatif, bahkan sampai kepada mengakhiri hidup.
Lalu dari mana masalah itu datang ? jawabnya, itu adalah “SETAN” ya, iblisnya penyebab utamanya atau pun sumber datangnya masalah itu. Dimulai dengan kecemburuannya kepada kuasa Allah, s ehingga dia mengacaukan ciptaannya, dengan segala bujuk rayu, dan tipu muslihatnya membuat kita sering kali jatuh dan menimbulkan masalah dalam hidup kita.
Bagaimana cara kita menghadapi setiap masalah yang datang dalam kehidupan kita, mencoba mengacaukan kehidupan kita ? jawabnya “DOA” – “Iman” – “ Yesus”.
Setan merupakan penyebab utama munculnya masalah, namun disamping atau aspek lain timbulnya masalah dalam kehidupan kita ?
1. Diri sendiri
Kontrol emosi, hawa nafsu yang tidak terkendali terkadang pemicu mulculnya masalah dalam kehidupan kita, emosi dan hawa nafsu yang berlebih terkadang menimbulkan ambisi yang berakibat timbulnya masalah dalam diri.
Contoh Alkitab : Yunus
Yusus disuruh Tuhan untuk pergi ke kota Niniwe namun, karna hawa nafsu dan kebencian terhadap kota Niniwe yang merupakan pusat dari kerajaan asyur yang kejam , membuat Yunus memutuskan untuk pergi ke kota Tarsis gantinya pergi ke kota Niniwe, dan disinilah timbul masalah akibat Yunus lebih mementingkan hawa nafsunya, kebencian, daripada perintah Tuhan, dan kita tau akhirnya Yunus harus menerima akibat dari perbuatannya.
2. Orang lain
Keirian dan ketidaksangguan sering membuat orang lain benci atau tidak suka dengan kehadiran kita didekat mereka, sehingga mereka sering menimbulkan masalah dalam kehidupan kita.
Contoh Alkitab : Yusuf
Ketika Yusuf berada dirumah Potifar, dia difitna oleh istri Potifar hendak memperkosa dia, namun, hal tersebut dia lakukan karna Yusuf memiliki iman yang teguh terhadap bujuk rayu yang sering dilakukan oleh istri Potifar pada saat itu. Hal tersebutlah yang menimbulkan masalah, sehingga Yusuf harus di penjara. Namun karna keteguhan imannya kepada Yesus akhirnya di berkati Tuhan dan menjadi orang nomor satu di negeri orang.
Apakah Tuhan mengizinkan masalah datang kepada kita ? Ya, Tuhan mengizinkan masalah datang dalam kehidupan kita. Mengapa ? Jawabnya karna Tuhan ingin menaikkan kelas iman kita. Ada beberapa hal tujuan adanya masalah diberikan Tuhan ;
1. Menyadari Kebenaran Allah (Kehadiran Allah)
2. Bersandar kepada Allah
3. Melihat keadaaan diri (Bercermin)
4. Mengakui salah dan mau bertobat.
Sebagai orang Kristen, bila masalah datang kepada kita, jangan kita merasa bahwa itu sebuah beban, atau hal yang membuat kita galau, sehingga kita sering takut bahkan mencoba melakukan segala hal agar masalah tidak timbul dalam kehidupan kita.
Walau pun terkadang masalah yang datang membuat kita sedih, menangis, dan ingin mengakhiri diri. Tetapi bila kita ingat akan janji Tuhan dan tujuan-Nya mengizinkan masalah itu datang dalam kehidupan itu dapat menaikkan kelas iman kita dalam menghadapi kehidupan sehari – hari, kita tidak takut lagi bilamana masalah itu datang menghampiri kehidupan kita, sebab ada janji Tuhan, bahwa semua akan indah pada waktunya.
Kesimpulan :
Diganggu rasa bersalah, biarlah kita berpegang kepada janji pengampunan Tuhan, Bingung dengan masa depan, biarlah kita percaya akan janji bimbingan-Nya, Kehilangan orang yang kita sayangi, biarlah kita ingat bahwa ada janji pengharapan bersama-Nya.
Oleh : Bpk Teddy Purba
Label:
Kotbah
10.59
Kesatuan dalam Perbedaan
Written By Unknown on Jumat, 12 Juli 2013 | 10.59
Label:
Adventist World
13.55
Sabat Petang
Bacalah Untuk Pelajaran Pekan ini : Amos 1-2; Yes. 58; Luk. 12:47,48; I Raj. 8:37-40; Amos 4:12,13; Obaja.
Ayat Hafalan: "Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?" (Amos 3:8).
Pokok Pikiran : Tindakan yang tidak manusiawi adalah dosa terhadap Allah dan akan dihakimi oleh karena hal itu.
Di dalam Alkitab, singa sering digambarkan sebagai raja dunia binatang. Kehadirannya menimbulkan keagungan dan kekuatan yang luar biasa seperti halnya juga keganasan dan kekuatan yang merusak. Bahkan ketika tidak berburu, singa dapat terdengar, aumannya terdengar bermil-mil. Amos, seorang gembala, yang dikirim ke bangsa Israel untuk memperingatkan mereka bahwa ia telah mendengarkan singa mengaum —dan singa itu tidak lain adalah Tuhan mereka! Digerakkan oleh Roh Kudus, nabi Amos membandingkan cara Allah berbicara kepada bangsa-bangsa, demikian juga kepada umat pilihan-Nya, dengan auman singa (lihat Amos 1:2)
Amos dipanggil untuk memberi nubuatan kepada bangsa-bangsa yang telah melakukan kejahatan kepada umat manusia. Dia juga dikirim kepada masyarakat yang rohani dan unggul yang hidup dalam kedamaian dan kemakmuran. Namun, mereka juga menekan orang miskin dan membiarkan usaha yang tidak jujur dan penyuapan di pengadilan. Pekan ini kita akan mendengarkan kepada apa yang Tuhan katakan tentang perbuatan-perbuatan yang tercela ini.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 27 April
Minggu 21 April
KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN
Baca Amos 1 dan 2. Mengapakah Tuhan memperingatkan bahwa penghukuman akan tiba?
1:1. Perkataan yang dinyatakan kepada Amos, salah seorang peternak domba dari Tekoa, tentang Israel pada zaman Uzia, raja Yehuda, dan dalam zaman Yerobeam, anak Yoas, raja Israel, dua tahun sebelum gempa bumi.
1:2 Berkatalah ia: "TUHAN mengaum dari Sion dan dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya; keringlah padang-padang penggembalaan dan layulah puncak gunung Karmel."
1:3. Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Damsyik, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah mengirik Gilead dengan eretan pengirik dari besi,
1:4 Aku akan melepas api ke dalam istana Hazael, sehingga puri Benhadad dimakan habis;
1:5 Aku akan mematahkan palang pintu Damsyik dan melenyapkan penduduk dari Bikeat-Awen serta pemegang tongkat kerajaan dari Bet-Eden; dan rakyat Aram harus pergi sebagai orang buangan ke Kir," firman TUHAN.
1:6 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Gaza, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah mengangkut ke dalam pembuangan suatu bangsa seluruhnya, untuk diserahkan kepada Edom,
1:7 Aku akan melepas api ke dalam tembok Gaza, sehingga purinya dimakan habis;
1:8 Aku akan melenyapkan penduduk dari Asdod dan pemegang tongkat kerajaan dari Askelon; Aku akan mengacungkan tangan-Ku melawan Ekron, sehingga binasalah sisa-sisa orang Filistin," firman Tuhan ALLAH.
1:9 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Tirus, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah menyerahkan tertawan suatu bangsa seluruhnya kepada Edom dan tidak mengingat perjanjian persaudaraan,
1:10 Aku akan melepas api ke dalam tembok Tirus, sehingga purinya dimakan habis."
1:11 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Edom, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena ia mengejar saudaranya dengan pedang dan mengekang belas kasihannya, memendamkan amarahnya untuk selamanya dan menyimpan gemasnya untuk seterusnya,
1:12 Aku akan melepas api ke dalam Teman, sehingga puri Bozra dimakan habis."
1:13 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat bani Amon, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka membelah perut perempuan-perempuan hamil di Gilead dengan maksud meluaskan daerah mereka sendiri,
1:14 Aku akan menyalakan api di dalam tembok Raba, sehingga purinya dimakan habis, diiringi sorak-sorai pada waktu pertempuran, diiringi angin badai pada waktu puting beliung;
1:15 dan raja mereka harus pergi sebagai orang buangan, ia bersama-sama dengan pembesar-pembesarnya," firman TUHAN.
2:1. Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Moab, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena ia telah membakar tulang-tulang raja Edom menjadi kapur,
2:2 Aku akan melepas api ke dalam Moab, sehingga puri Keriot dimakan habis; Moab akan mati di dalam kegaduhan, diiringi sorak-sorai pada saat sangkakala berbunyi;
2:3 Aku akan melenyapkan penguasa dari antaranya dan membunuh segala pembesarnya bersama-sama dengan dia," firman TUHAN.
2:4 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Yehuda, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah menolak hukum TUHAN, dan tidak berpegang pada ketetapan-ketetapan-Nya, tetapi disesatkan oleh dewa-dewa kebohongannya, yang diikuti oleh nenek moyangnya,
2:5 Aku akan melepas api ke dalam Yehuda, sehingga puri Yerusalem dimakan habis."
2:6 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Israel, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka menjual orang benar karena uang dan orang miskin karena sepasang kasut;
2:7 mereka menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu dan membelokkan jalan orang sengsara; anak dan ayah pergi menjamah seorang perempuan muda, sehingga melanggar kekudusan nama-Ku;
2:8 mereka merebahkan diri di samping setiap mezbah di atas pakaian gadaian orang, dan minum anggur orang-orang yang kena denda di rumah Allah mereka.
2:9. Padahal Akulah yang memunahkan dari depan mereka, orang Amori, yang tingginya seperti tinggi pohon aras dan yang kuat seperti pohon tarbantin; Aku telah memunahkan buahnya dari atas dan akarnya dari bawah.
2:10 Padahal Akulah yang menuntun kamu keluar dari tanah Mesir dan memimpin kamu empat puluh tahun lamanya di padang gurun, supaya kamu menduduki negeri orang Amori;
2:11 Aku telah membangkitkan sebagian dari anak-anakmu menjadi nabi dan sebagian dari teruna-terunamu menjadi nazir. Bukankah betul-betul begitu, hai orang Israel?" demikianlah firman TUHAN.
2:12 "Tetapi kamu memberi orang nazir minum anggur dan memerintahkan kepada para nabi: Jangan kamu bernubuat!
2:13 Sesungguhnya, Aku akan mengguncangkan tempat kamu berpijak seperti goncangan kereta yang sarat dengan berkas gandum.
2:14 Orang cepat tidak mungkin lagi melarikan diri, orang kuat tidak dapat menggunakan kekuatannya, dan pahlawan tidak dapat melarikan diri.
2:15 Pemegang panah tidak dapat bertahan, orang yang cepat kaki tidak akan terluput dan penunggang kuda tidak dapat meluputkan diri.
2:16 Juga orang yang berhati berani di antara para pahlawan akan melarikan diri dengan telanjang pada hari itu," demikianlah firman TUHAN.
Dua pasal pertama dari buku Amos berisi tujuh nubuatan terhadap negara-negara yang berdekatan, yang diikuti oleh nubuatan terhadap Israel. Bangsa-bangsa asing tidak dihakimi karena mereka merupakan musuh Israel tetapi karena pelanggaran-pelanggaran mereka terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan. Dua hal menonjol dalam kutukan Amos: Hilangnya kesetiaan dan hilangnya belas kasihan.
Contohnya, Tirus memimpin kota perdagangan yang terletak di pesisir Mediterania di sebelah utara Israel. Karena benteng pulau mereka hampir tidak bisa ditembus, mereka membual karena keamanan itu. Bahkan, para pemimpin Tirus membuat perjanjian damai dengan bangsa-bangsa sekitar mereka, seperti Filistin. Kota itu bersekutu dengan Israel melalui "perjanjian persaudaraan" selama pemerintahan Daud dan Salomo (IRaja. 5:1,12) dan bahkan raja Ahab (1 Raja. 16:30,31). Tidaklah mengejutkan untuk membaca 1 Raja-raja 9:13 bahwa Hiram, Raja Tirus, menyebut Salomo "Saudaraku. "
Namun, bangsa Tirus telah melanggar "perjanjian persaudaraan". Tirus tidak dikutuk oleh karena membawa tawanan, tetapi karena menyerahkan mereka kepada musuh Israel, bangsa Edom. Jadi, orang-orang Tirus bertanggung jawab untuk kekejaman yang diderita oleh tawanan ini di tangan musuh-musuh mereka. Dalam pemandangan Allah, seseorang yang membantu dan mendukung kejahatan sama bersalahnya dengan orang yang melakukan itu.
Karena Allah berkuasa atas semuanya, dia memegang masa depan dari semua bangsa di dalam tangan-Nya. Dia memiliki tujuan dan perhatian yang jauh melampaui perbatasan Israel. Allah Israel adalah Allah semua bangsa; semua sejarah manusia dalam perhatiannya. Dia adalah Allah Pencipta, yang memberi kehidupan untuk semua, dan semua bertanggung jawab kepada-Nya.
Siapakah di antara kita tidak penuh dengan penderitaan saat melihat ketidakadilan yang tidak masuk akal? Ketika tidak ada Allah, harapan keadilan apa yang kita miliki untuk dilakukan? Apakah janji, yang ditemukan di seluruh Alkitab, tentang Allah membawa keadilan dan pengadilan kepada dunia berarti untukmu? Bagaimanakah kita belajar untuk bergantung kepada janji di tengah-tengah semua ketidakadilan yang kita lihat sekarang?
Senin 22 April
KEADILAN BAGI YANG TERTINDAS
Penghakiman universal Allah adalah satu dari pokok pengajaran yang ditemukan di buku Amos. Pada permulaan bukunya, Amos mengumumkan penghakiman bagi beberapa negara tetangga Israel karena kejahatan mereka terhadap kemanusiaan. Kemudian, bagaimanapun juga, Amos dengan berani mengatakan bahwa Allah juga akan menghakimi Israel. Kemarahan Allah tidak hanya ditujukan kepada bangsa-bangsa tetapi juga kepada umat yang telah di- pilih-Nya. Bangsa Yehuda telah menolak Firman Tuhan dan tidak menuruti pe- tunjuk-Nya.
Pada saat yang sama, Amos lebih luas lagi berhubungan dengan Israel dari pada Yehuda, walaupun dia telah melanggar perjanjian Allah dan melakukan banyak dosa. Kemakmuran ekonomi Israel dan stabilitas politik membawa bangsa itu kepada kerusakan rohani. Kerusakan rohani ini kelihatan pada ketidakadilan sosial. Di Israel, orang kaya mengeksploitasi orang miskin, dan orang yang kuat mengeksploitasi orang lemah. Orang kaya hanya peduli kepada diri sendiri dan penghasilan pribadi, walaupun itu harus mengorbankan dan menyengsarakan orang miskin (Tidak banyak berbeda dalam beribu tahun bukan?)
Baca Yesaya 58. Dalam hal apakah pasal ini menangkap aspek dari kebenaran masa kini? Dalam cara apakah, meskipun, apakah pekabaran kita kepada dunia lebih daripada ini?
Yesaya 58
58:1. Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!
58:2 Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya:
58:3. "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
58:4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.
58:5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?
58:6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,
58:7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
58:8. Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
58:9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,
58:10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.
58:11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.
58:12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".
58:13. Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong,
58:14 maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.
Alkitab dengan jelas mengajar bahwa keadilan sosial seharusnya menjadi hasil dari Injil. Sementara Roh Kudus membuat kita semakin seperti Yesus, kita belajar untuk membagikan kepedulian Allah. Buku Musa menuntut perlakuan yang adil kepada orang asing, janda dan yatim piatu (Kel. 22:21-24). Nabi-nabi berbicara tentang kepedulian Allah kepada perlakuan yang adil dan kasih kepada orang-orang yang tidak beruntung (Yes. 58:6, 7). Pemazmur menyebut Allah yang hidup pada tempat-Nya yang kudus "bapa bagi anak yatim, pelindung bagi janda" (Mzm. 68:5). Kristus menunjukkan perhatian yang besar bagi mereka yang ditolak masyarakat (Mark. 7:24-30; Yoh. 4:7-26). Yakobus memanggil kita untuk menempatkan iman kita ke dalam perbuatan dan menolong orang-orang yang tidak mampu (Vak. 2:14-26). Tidak ada pengikut Kristus yang boleh tidak melakukan itu dan menjadi benar-benar menjadi pengikut Kristus.
Selasa 23 April
BAHAYA DARI HAK ISTIMEWA
Pekabaran nubuatan dari Amos tidak dimaksudkan untuk dibatasi kepada keadaan Israel tetapi cakupannya meluas kepada Israel dan Yehuda. Dalam Perjanjian Lama, Israel memiliki keunikan tetapi bukan hanya mereka menuntut Tuhan.
Baca Amos 3:1,2. Kata kerja Ibrani yada, "untuk mengetahui," yang digunakan dalam ayat 2, memiliki kesan keintiman. Dalam Yeremia 1:5,contohnya, Allah mengatakan bahwa Dia mengenal" nabi itu dan mengasingkan dia bahkan sebelum dia lahir. Demikian halnya juga dengan Israel. Mereka bukan hanya bangsa lain di antara bangsa-bangsa. Sebaliknya, mereka diasingkan untuk tujuan Ilahi yang kudus. Mereka berdiri dalam hubungan yang khusus dengan Dia.
Allah sendiri yang telah memilih Israel dan membawanya dari perhambaan kepada kebebasan. Keluar dari Mesir adalah satu peristiwa yang sangat penting dalam permulaan sejarah Israel sebagai satu bangsa. Itu memberikan tempat bagi Allah untuk melakukan tindakan penebusan dan penaklukan tanah Kanaan. Tetapi kekuatan dan kemakmuran Israel memimpin kepada kesombongan dan kepuasan oleh karena status istimewanya sebagai bangsa pilihan Allah.
Baca pernyataan Kristus dalam Lukas 12:47, 48. Dalam cara apakah kita dapat memahami prinsip yang Dia ajarkan di sana? Saat hak istimewa yang besar disalahgunakan, hal itu akan digantikan dengan hukuman yang besar?
Lukas 12:47, 48
12:47 Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.
12:48 Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."
Di bawah ilham Ilahi, nabi itu memperingatkan bahwa karena orang-orang Israel adalah pilihan Allah, mereka bertanggung jawab untuk tindakan mereka. Allah berkata bahwa hubungan yang unik dengan Allah dibarengi dengan kewajiban, dan hukuman akan diberikan jika kewajiban itu tidak dipenuhi. Dengan kata lain, Israel sebagai umat pilihan Allah, memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk penghakiman, karena hak istimewa ini memerlukan tanggung jawab. Pemilihan Israel, bukan hanya status istimewa; mereka dipanggil untuk menjadi saksi kepada dunia tentang Tuhan yang telah memberkati mereka.
"Gereja-gereja yang mengaku sebagai milik Kristus pada generasi ini diangkat pada kesempatan-kesempatan yang tertinggi. Tuhan telah dinyatakan kepada kita dalam terang yang semakin besar. Kesempatan kita adalah jauh lebih besar dari pada kesempatan umat Allah dahulu kala. —Ellen G. White, Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus, hlm. 320. Pikirkan tentang semua hal yang telah diberikan kepada kita sebagai Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Mengapakah tanggung jawab yang diberikan kepada kita dengan keistimewaan membuat kita gemetar? Apakah mereka, atau kita terbiasa dengan hal itu. Apakah kita pernah menjadi puas untuk semua yang kita peroleh? Jika tidak, bagaimanakah kita dapat berubah?
Rabu 24 April
PERTEMUAN ISRAEL DENGAN ALLAH
"Bersiaplah untuk bertemu dengan Aliahmu, hai Israel" (Amos 4:12)
Amos 4 dimulai dengan gambaran dosa Israel, dan diakhiri dengan pengumuman akan hari perhitungan. Allah membuat umat-Nya khususnya bertanggung jawab bagaimana mereka hidup dan memperlakukan yang lain.
Amos mendaftarkan daftar bencana alam, satu hal yang cukup untuk membuat mereka kembali kepada Allah. Daftar itu disusun dalam tujuh bencana, hukuman penuh bagi mereka yang melanggar perjanjian (sesuai dengan kata-kata Musa dalam Imamat 26). Beberapa bencana ini mengingatkan kita satu tulah yang dikirim Allah ke Mesir, sementara gambaran dari bencana yang terakhir dengan tegas disebutkan kehancuran total dari Sodom dan Gomora.
Menurut doa Salomo saat penahbisan bait suci, apakah harus bencana yang menuntun orang untuk melakukan sesuatu? 1 Raja.8:37-40.
8:37 Apabila di negeri ini ada kelaparan, apabila ada penyakit sampar, hama dan penyakit gandum, belalang, atau belalang pelahap, apabila musuh menyesakkan mereka di salah satu kota mereka, apabila ada tulah atau penyakit apapun,
8:38 lalu seseorang atau segenap umat-Mu Israel ini memanjatkan doa dan permohonan di rumah ini dengan menadahkan tangannya--karena mereka masing-masing mengenal apa yang merisaukan hatinya sendiri--
8:39 maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga, tempat kediaman-Mu yang tetap, dan Engkau kiranya mengampuni, bertindak, dan membalaskan kepada setiap orang sesuai dengan segala kelakuannya, karena engkau mengenal hatinya--sebab Engkau sajalah yang mengenal hati semua anak manusia, --
8:40 supaya mereka takut akan Engkau selama mereka hidup di atas tanah yang telah Kauberikan kepada nenek moyang kami.
Orang Israel tidak berperangai seperti orang biasa lagi, dan Allah mendapati adalah mustahil untuk mendapatkan perhatian mereka. Bahkan, penghakiman Allah mengakibatkan mengerasnya hati bangsa itu. Karena bangsa itu gagal untuk kembali kepada Allah, Amos menyampaikan kesempatan terakhir untuk bertobat.
Penghakiman terakhir adalah segera, tetapi Amos tidak menjelaskan penghakiman apa yang akan terjadi. Ketidakpastian yang menghantui dalam kata- kata Amos membuat dalam menghadapi penghakiman semakin tidak menyenangkan. Israel telah gagal untuk mencari Allah, sehingga Allah keluar menjumpai Israel.
Amos 4:12 dimulai dengan kata-kata "sebab demikian akan kulakukan kepadamu," yang menggemakan rumus sumpah tradisional. Pernyataan yang sungguh-sungguh ini memanggil tanggapan dari Israel untuk mempersiapkan bertemu dengan Aliahnya seperti yang mereka lakukan sebelumnya untuk kehadiran Allah di Sinai. (Kel. 19:11, 15).
Baca dengan teliti Amos 4:12, 13. Jika, tiba-tiba, kamu mendengar peringatan, "Bersiaplah untuk bertemu Tuhanmu, hai (namamu di sini)" — apakah tanggapanmu? Apakah satu-satunya harapanmu? Lihat Rm. 3:19-28.
Amos 4:12, 13
4:12 "Sebab itu demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai Israel. --Oleh karena Aku akan melakukan yang demikian kepadamu, maka bersiaplah untuk bertemu dengan Allahmu, hai Israel!"
4:13 Sebab sesungguhnya, Dia yang membentuk gunung-gunung dan menciptakan angin, yang memberitahukan kepada manusia apa yang dipikirkan-Nya, yang membuat fajar dan kegelapan dan yang berjejak di atas bukit-bukit bumi--TUHAN, Allah semesta alam, itulah nama-Nya.
Rm. 3:19-28
3:19. Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.
3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
3:21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,
3:22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
3:26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
3:27 Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
3:28 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Kamis 25 April
KESOMBONGAN YANG MENUNTUN KEPADA KEJATUHAN
Baca buku Obaja. Kebenaran moral dan rohani apakah yang dapat kita ambil dari buku ini?
1:1. Penglihatan Obaja. Beginilah firman Tuhan ALLAH tentang Edom--suatu kabar telah kami dengar dari TUHAN, seorang utusan telah disuruh ke tengah bangsa-bangsa: "Bangunlah, marilah kita bangkit memeranginya!" --
1:2 Sesungguhnya, Aku membuat engkau kecil di antara bangsa-bangsa, engkau dihinakan sangat.
1:3 Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di tempat kediamanmu yang tinggi; engkau yang berkata dalam hatimu: "Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?"
1:4 Sekalipun engkau terbang tinggi seperti burung rajawali, bahkan, sekalipun sarangmu ditempatkan di antara bintang-bintang, dari sanapun Aku akan menurunkan engkau, --demikianlah firman TUHAN.
1:5 Jika malam-malam pencuri atau perampok datang kepadamu--betapa engkau dibinasakannya--bukankah mereka akan mencuri seberapa yang diperlukannya? Jika pemetik buah anggur datang kepadamu, bukankah mereka akan meninggalkan sisa-sisa pemetikannya?
1:6 Betapa kaum Esau digeledah, betapa harta bendanya yang tersembunyi dicari-cari!
1:7 Sampai ke tapal batas engkau diusir oleh semua teman sekutumu; engkau diperdayakan, dikalahkan oleh sahabat-sahabatmu. Siapa yang makan sehidangan dengan engkau memasang jerat terhadap engkau. --Tidak ada pengertian padanya.
1:8 Bukankah pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan melenyapkan orang-orang bijaksana dari Edom, dan pengertian dari pegunungan Esau?
1:9 Juga para pahlawanmu, hai Teman, akan tertegun, supaya semua orang di pegunungan Esau lenyap terbunuh.
1:10. Karena kekerasan terhadap saudaramu Yakub, maka cela akan meliputi engkau, dan engkau akan dilenyapkan untuk selama-lamanya.
1:11 Pada waktu engkau berdiri di kejauhan, sedang orang-orang luar mengangkut kekayaan Yerusalem dan orang-orang asing memasuki pintu gerbangnya dan membuang undi atasnya, engkaupun seperti salah seorang dari mereka itu.
1:12 Janganlah memandang rendah saudaramu, pada hari kemalangannya, dan janganlah bersukacita atas keturunan Yehuda pada hari kebinasaannya; dan janganlah membual pada hari kesusahannya.
1:13 Janganlah masuk ke pintu gerbang umat-Ku pada hari sialnya, bahkan janganlah memandang ringan malapetaka yang menimpanya pada hari sialnya; dan janganlah merenggut kekayaannya pada hari sialnya.
1:14 Janganlah berdiri di persimpangan untuk melenyapkan orang-orangnya yang luput, dan janganlah serahkan orang-orangnya yang terlepas pada hari kesusahan.
1:15 Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala bangsa. Seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu, perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri.
1:16 Sesungguhnya, seperti kamu telah minum di atas gunung-Ku yang kudus, segala bangsapun akan minum dengan tidak henti-hentinya; bahkan, mereka akan minum dengan lahap, dan mereka akan menjadi seakan-akan mereka tidak pernah ada.
1:17. Tetapi di gunung Sion akan ada orang-orang yang terluput, dan gunung itu akan menjadi tempat kudus; dan kaum keturunan Yakub akan memiliki pula tanah miliknya.
1:18 Kaum keturunan Yakub akan menjadi api dan kaum keturunan Yusuf menjadi nyala api, dan kaum keturunan Esau menjadi tunggul gandum: mereka akan membakar dan memakan habis sekaliannya, dan dari kaum keturunan Esau tidak ada seorangpun yang terlepas, sebab Tuhanlah yang berfirman demikian.
1:19 Maka orang-orang Tanah Negeb akan memiliki pegunungan Esau, dan orang-orang Daerah Bukit akan memiliki tanah orang Filistin. Mereka akan memiliki daerah Efraim dan daerah Samaria, dan suku Benyamin akan memiliki daerah Gilead.
Bangsa Edom adalah keturunan Esau saudara Yakub. Permusuhan antara Israel dan Edom kembali kepada permusuhan keluarga antara dua saudara kembar, yang kemudian menjadi bapa dari dua bangsa. Namun, menurut Kejadian 33, kedua saudara ini berdamai kemudian. Jadi, Allah memerintahkan bangsa Israel untuk tidak membenci Edom, karena dia adalah saudaramu. (Ulangan 23:7).
Meskipun demikian, permusuhan antara bangsa ini berlanjut selama berabad-abad. Ketika Babylon menghancurkan Jerusalem dan menawan penduduknya, bangsa Edom bukan hanya bersukacita tetapi bahkan memangsa orang Israel yang melarikan diri dan juga membantu menjarah Jerusalem (Maz. 137:7).Karena alasan ini, Nabi Obaja memperingatkan bahwa Edom akan dihakimi sesuai dengan Standard mereka: "'Seperti yang telah kamu lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu'" (Obaja 15). Bangsa Edom tidak berlaku sebagai seorang saudara terhadap bangsa Yehuda pada saat kesusahan tetapi justru bergabung dengan musuh untuk menyerang (Rat. 4:21,22).
Wilayah yang ditempati oleh Edom terletak di sebelah tenggara Laut Mati. Itu adalah daerah pegunungan yang dipenuhi dengan puncak gunung, tebing yang curam, gua, dan belahan yang dapat digunakan oleh musuh untuk bersembunyi. Sejumlah kota-kota Edom terletak pada daerah-daerah yang hampir tidak bisa dijangkau. Sela (dikenal juga sebagai Petra) adalah ibu kota Edom. Bangsa ini mengembangkan kesombongan yang disimpulkan dalam satu pertanyaan. "Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?" (Obaja 3).
Allah menuntut tanggung jawab bagi siapa yang mengambil keuntungan dari orang lain pada saat kesukaran. Obaja memperingatkan orang-orang so- dom yang angkuh yang akan membawa penghinaan ke atas kepala mereka. Tidak ada tempat untuk melarikan diri dari Allah (Amos 9:2,3). Hari Tuhan yang akan datang akan membawa baik penghakiman juga keselamatan. Edom akan meminum cawan murka Allah, sementara bagian umat-umat Allah akan dipulihkan.
Jumat 26 April
Pendalaman : Bacalah kutipan berikut ini dan diskusikan bagaimana mereka menolong kita untuk memahami dengan cara yang lebih jelas pekabaran dari Hosea 1-4 dan Obaja.
Dari permulaan Agama orang Israel percaya bahwa Allah telah memilih orang- orang istimewa ini untuk membawa misi Allah telah menjadi batu penjuru iman Ibrani dan menjadi tempat perlindungan pada masa-masa kesulitan. Namun, nabi itu merasa bahwa bagi banyak orang di zaman mereka batu penjuru ini menjadi batu sandungan; tempat perlindungan, sebuah pelarian. Mereka harus memperingatkan bangsa itu bahwa terpilihnya bukan kesalahan, sebagai pilih kasih Ilahi atau kebal terhadap hukuman, tetapi, sebaliknya, itu berarti mereka jauh lebih terbuka kepada pengadilan dan penghukuman Ilahi....
"Apakah keterpilihan berarti bahwa Allah secara khusus memperhatikan Israel? Apakah keluarnya mereka dari Mesir berarti bahwa Allah hanya terlibat dalam sejarah Israel dan sama sekali melupakan nasib bangsa-bangsa lain?" —Abraham J. Heschel, The Prophet, hlm. 32,33.
"Dengan pertahanan jiwa yang telah hancur, para penyembah yang diselewengkan tidak mempunyai penghalang terhadap dosa dan memasrahkan diri mereka sendiri kepada nafsu-nafsu jahat hati manusia"
"Terhadap penindasan yang mencolok, ketidakadilan yang menonjol, kemewahan dan pemborosan yang luar biasa, pesta pora dan kemabukan yang tidak mengenal malu, kemerosotan moral yang jahat dan pelanggaran kesusilaan, pada zaman mereka, para nabi mengangkat suara mereka; tetapi protes mereka sia-sia saja, percuma saja celaan mereka terhadap dosa. "Mereka benci kepada yang memberi teguran di pintu gerbang kata Amos, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus ikhlas". "Kamu yang menjadi orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang." Amos 5:10, 12" —Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld.3, hal. 231.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN
1. Adalah mudah untuk berteman dengan seseorang yang memberikan sesuatu kepadamu. Bagaimana dengan orang-orang yang susah dan tidak memiliki sesuatu untuk diberi, dan nyatanya, membutuhkan sesuatu darimu? Sikap yang bagaimana yang harus kamu tunjukkan kepada orang-orang seperti itu? Sikap seperti apa yang harus kamu tunjukkan kepada mereka?
2. Pikirkan tentang apa yang telah kita terima sebagai GMAHK. Kebanyakan dari orang Kristen tidak memiliki pemikiran apa-apa tentang berkat hari Sabat.; Kebanyakan berpikir bahwa orang mati akan langsung pergi ke surga atau neraka. Banyak yang tidak percaya Yesus dibangkitkan secara fisik, atau tidak percaya akan kedatangan Yesus kedua kali secara nyata. Kebenaran besar apa lagikah yang harus diketahui oleh orang lain? Tanggung jawab apa yang datang kepada kita karena memiliki kebenaran-kebenaran ini?
Sekolah Sabat 4 "19 April - 26 April"
Written By Unknown on Senin, 22 April 2013 | 13.55
Allah untuk Semua Bangsa (Amos)
Bacalah Untuk Pelajaran Pekan ini : Amos 1-2; Yes. 58; Luk. 12:47,48; I Raj. 8:37-40; Amos 4:12,13; Obaja.
Ayat Hafalan: "Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?" (Amos 3:8).
Pokok Pikiran : Tindakan yang tidak manusiawi adalah dosa terhadap Allah dan akan dihakimi oleh karena hal itu.
Di dalam Alkitab, singa sering digambarkan sebagai raja dunia binatang. Kehadirannya menimbulkan keagungan dan kekuatan yang luar biasa seperti halnya juga keganasan dan kekuatan yang merusak. Bahkan ketika tidak berburu, singa dapat terdengar, aumannya terdengar bermil-mil. Amos, seorang gembala, yang dikirim ke bangsa Israel untuk memperingatkan mereka bahwa ia telah mendengarkan singa mengaum —dan singa itu tidak lain adalah Tuhan mereka! Digerakkan oleh Roh Kudus, nabi Amos membandingkan cara Allah berbicara kepada bangsa-bangsa, demikian juga kepada umat pilihan-Nya, dengan auman singa (lihat Amos 1:2)
Amos dipanggil untuk memberi nubuatan kepada bangsa-bangsa yang telah melakukan kejahatan kepada umat manusia. Dia juga dikirim kepada masyarakat yang rohani dan unggul yang hidup dalam kedamaian dan kemakmuran. Namun, mereka juga menekan orang miskin dan membiarkan usaha yang tidak jujur dan penyuapan di pengadilan. Pekan ini kita akan mendengarkan kepada apa yang Tuhan katakan tentang perbuatan-perbuatan yang tercela ini.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 27 April
Minggu 21 April
KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN
Baca Amos 1 dan 2. Mengapakah Tuhan memperingatkan bahwa penghukuman akan tiba?
1:1. Perkataan yang dinyatakan kepada Amos, salah seorang peternak domba dari Tekoa, tentang Israel pada zaman Uzia, raja Yehuda, dan dalam zaman Yerobeam, anak Yoas, raja Israel, dua tahun sebelum gempa bumi.
1:2 Berkatalah ia: "TUHAN mengaum dari Sion dan dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya; keringlah padang-padang penggembalaan dan layulah puncak gunung Karmel."
1:3. Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Damsyik, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah mengirik Gilead dengan eretan pengirik dari besi,
1:4 Aku akan melepas api ke dalam istana Hazael, sehingga puri Benhadad dimakan habis;
1:5 Aku akan mematahkan palang pintu Damsyik dan melenyapkan penduduk dari Bikeat-Awen serta pemegang tongkat kerajaan dari Bet-Eden; dan rakyat Aram harus pergi sebagai orang buangan ke Kir," firman TUHAN.
1:6 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Gaza, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah mengangkut ke dalam pembuangan suatu bangsa seluruhnya, untuk diserahkan kepada Edom,
1:7 Aku akan melepas api ke dalam tembok Gaza, sehingga purinya dimakan habis;
1:8 Aku akan melenyapkan penduduk dari Asdod dan pemegang tongkat kerajaan dari Askelon; Aku akan mengacungkan tangan-Ku melawan Ekron, sehingga binasalah sisa-sisa orang Filistin," firman Tuhan ALLAH.
1:9 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Tirus, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah menyerahkan tertawan suatu bangsa seluruhnya kepada Edom dan tidak mengingat perjanjian persaudaraan,
1:10 Aku akan melepas api ke dalam tembok Tirus, sehingga purinya dimakan habis."
1:11 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Edom, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena ia mengejar saudaranya dengan pedang dan mengekang belas kasihannya, memendamkan amarahnya untuk selamanya dan menyimpan gemasnya untuk seterusnya,
1:12 Aku akan melepas api ke dalam Teman, sehingga puri Bozra dimakan habis."
1:13 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat bani Amon, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka membelah perut perempuan-perempuan hamil di Gilead dengan maksud meluaskan daerah mereka sendiri,
1:14 Aku akan menyalakan api di dalam tembok Raba, sehingga purinya dimakan habis, diiringi sorak-sorai pada waktu pertempuran, diiringi angin badai pada waktu puting beliung;
1:15 dan raja mereka harus pergi sebagai orang buangan, ia bersama-sama dengan pembesar-pembesarnya," firman TUHAN.
2:1. Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Moab, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena ia telah membakar tulang-tulang raja Edom menjadi kapur,
2:2 Aku akan melepas api ke dalam Moab, sehingga puri Keriot dimakan habis; Moab akan mati di dalam kegaduhan, diiringi sorak-sorai pada saat sangkakala berbunyi;
2:3 Aku akan melenyapkan penguasa dari antaranya dan membunuh segala pembesarnya bersama-sama dengan dia," firman TUHAN.
2:4 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Yehuda, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah menolak hukum TUHAN, dan tidak berpegang pada ketetapan-ketetapan-Nya, tetapi disesatkan oleh dewa-dewa kebohongannya, yang diikuti oleh nenek moyangnya,
2:5 Aku akan melepas api ke dalam Yehuda, sehingga puri Yerusalem dimakan habis."
2:6 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Israel, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka menjual orang benar karena uang dan orang miskin karena sepasang kasut;
2:7 mereka menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu dan membelokkan jalan orang sengsara; anak dan ayah pergi menjamah seorang perempuan muda, sehingga melanggar kekudusan nama-Ku;
2:8 mereka merebahkan diri di samping setiap mezbah di atas pakaian gadaian orang, dan minum anggur orang-orang yang kena denda di rumah Allah mereka.
2:9. Padahal Akulah yang memunahkan dari depan mereka, orang Amori, yang tingginya seperti tinggi pohon aras dan yang kuat seperti pohon tarbantin; Aku telah memunahkan buahnya dari atas dan akarnya dari bawah.
2:10 Padahal Akulah yang menuntun kamu keluar dari tanah Mesir dan memimpin kamu empat puluh tahun lamanya di padang gurun, supaya kamu menduduki negeri orang Amori;
2:11 Aku telah membangkitkan sebagian dari anak-anakmu menjadi nabi dan sebagian dari teruna-terunamu menjadi nazir. Bukankah betul-betul begitu, hai orang Israel?" demikianlah firman TUHAN.
2:12 "Tetapi kamu memberi orang nazir minum anggur dan memerintahkan kepada para nabi: Jangan kamu bernubuat!
2:13 Sesungguhnya, Aku akan mengguncangkan tempat kamu berpijak seperti goncangan kereta yang sarat dengan berkas gandum.
2:14 Orang cepat tidak mungkin lagi melarikan diri, orang kuat tidak dapat menggunakan kekuatannya, dan pahlawan tidak dapat melarikan diri.
2:15 Pemegang panah tidak dapat bertahan, orang yang cepat kaki tidak akan terluput dan penunggang kuda tidak dapat meluputkan diri.
2:16 Juga orang yang berhati berani di antara para pahlawan akan melarikan diri dengan telanjang pada hari itu," demikianlah firman TUHAN.
Dua pasal pertama dari buku Amos berisi tujuh nubuatan terhadap negara-negara yang berdekatan, yang diikuti oleh nubuatan terhadap Israel. Bangsa-bangsa asing tidak dihakimi karena mereka merupakan musuh Israel tetapi karena pelanggaran-pelanggaran mereka terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan. Dua hal menonjol dalam kutukan Amos: Hilangnya kesetiaan dan hilangnya belas kasihan.
Contohnya, Tirus memimpin kota perdagangan yang terletak di pesisir Mediterania di sebelah utara Israel. Karena benteng pulau mereka hampir tidak bisa ditembus, mereka membual karena keamanan itu. Bahkan, para pemimpin Tirus membuat perjanjian damai dengan bangsa-bangsa sekitar mereka, seperti Filistin. Kota itu bersekutu dengan Israel melalui "perjanjian persaudaraan" selama pemerintahan Daud dan Salomo (IRaja. 5:1,12) dan bahkan raja Ahab (1 Raja. 16:30,31). Tidaklah mengejutkan untuk membaca 1 Raja-raja 9:13 bahwa Hiram, Raja Tirus, menyebut Salomo "Saudaraku. "
Namun, bangsa Tirus telah melanggar "perjanjian persaudaraan". Tirus tidak dikutuk oleh karena membawa tawanan, tetapi karena menyerahkan mereka kepada musuh Israel, bangsa Edom. Jadi, orang-orang Tirus bertanggung jawab untuk kekejaman yang diderita oleh tawanan ini di tangan musuh-musuh mereka. Dalam pemandangan Allah, seseorang yang membantu dan mendukung kejahatan sama bersalahnya dengan orang yang melakukan itu.
Karena Allah berkuasa atas semuanya, dia memegang masa depan dari semua bangsa di dalam tangan-Nya. Dia memiliki tujuan dan perhatian yang jauh melampaui perbatasan Israel. Allah Israel adalah Allah semua bangsa; semua sejarah manusia dalam perhatiannya. Dia adalah Allah Pencipta, yang memberi kehidupan untuk semua, dan semua bertanggung jawab kepada-Nya.
Siapakah di antara kita tidak penuh dengan penderitaan saat melihat ketidakadilan yang tidak masuk akal? Ketika tidak ada Allah, harapan keadilan apa yang kita miliki untuk dilakukan? Apakah janji, yang ditemukan di seluruh Alkitab, tentang Allah membawa keadilan dan pengadilan kepada dunia berarti untukmu? Bagaimanakah kita belajar untuk bergantung kepada janji di tengah-tengah semua ketidakadilan yang kita lihat sekarang?
Senin 22 April
KEADILAN BAGI YANG TERTINDAS
Penghakiman universal Allah adalah satu dari pokok pengajaran yang ditemukan di buku Amos. Pada permulaan bukunya, Amos mengumumkan penghakiman bagi beberapa negara tetangga Israel karena kejahatan mereka terhadap kemanusiaan. Kemudian, bagaimanapun juga, Amos dengan berani mengatakan bahwa Allah juga akan menghakimi Israel. Kemarahan Allah tidak hanya ditujukan kepada bangsa-bangsa tetapi juga kepada umat yang telah di- pilih-Nya. Bangsa Yehuda telah menolak Firman Tuhan dan tidak menuruti pe- tunjuk-Nya.
Pada saat yang sama, Amos lebih luas lagi berhubungan dengan Israel dari pada Yehuda, walaupun dia telah melanggar perjanjian Allah dan melakukan banyak dosa. Kemakmuran ekonomi Israel dan stabilitas politik membawa bangsa itu kepada kerusakan rohani. Kerusakan rohani ini kelihatan pada ketidakadilan sosial. Di Israel, orang kaya mengeksploitasi orang miskin, dan orang yang kuat mengeksploitasi orang lemah. Orang kaya hanya peduli kepada diri sendiri dan penghasilan pribadi, walaupun itu harus mengorbankan dan menyengsarakan orang miskin (Tidak banyak berbeda dalam beribu tahun bukan?)
Baca Yesaya 58. Dalam hal apakah pasal ini menangkap aspek dari kebenaran masa kini? Dalam cara apakah, meskipun, apakah pekabaran kita kepada dunia lebih daripada ini?
Yesaya 58
58:1. Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!
58:2 Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya:
58:3. "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
58:4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.
58:5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?
58:6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,
58:7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
58:8. Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
58:9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,
58:10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.
58:11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.
58:12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".
58:13. Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong,
58:14 maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.
Alkitab dengan jelas mengajar bahwa keadilan sosial seharusnya menjadi hasil dari Injil. Sementara Roh Kudus membuat kita semakin seperti Yesus, kita belajar untuk membagikan kepedulian Allah. Buku Musa menuntut perlakuan yang adil kepada orang asing, janda dan yatim piatu (Kel. 22:21-24). Nabi-nabi berbicara tentang kepedulian Allah kepada perlakuan yang adil dan kasih kepada orang-orang yang tidak beruntung (Yes. 58:6, 7). Pemazmur menyebut Allah yang hidup pada tempat-Nya yang kudus "bapa bagi anak yatim, pelindung bagi janda" (Mzm. 68:5). Kristus menunjukkan perhatian yang besar bagi mereka yang ditolak masyarakat (Mark. 7:24-30; Yoh. 4:7-26). Yakobus memanggil kita untuk menempatkan iman kita ke dalam perbuatan dan menolong orang-orang yang tidak mampu (Vak. 2:14-26). Tidak ada pengikut Kristus yang boleh tidak melakukan itu dan menjadi benar-benar menjadi pengikut Kristus.
Selasa 23 April
BAHAYA DARI HAK ISTIMEWA
Pekabaran nubuatan dari Amos tidak dimaksudkan untuk dibatasi kepada keadaan Israel tetapi cakupannya meluas kepada Israel dan Yehuda. Dalam Perjanjian Lama, Israel memiliki keunikan tetapi bukan hanya mereka menuntut Tuhan.
Baca Amos 3:1,2. Kata kerja Ibrani yada, "untuk mengetahui," yang digunakan dalam ayat 2, memiliki kesan keintiman. Dalam Yeremia 1:5,contohnya, Allah mengatakan bahwa Dia mengenal" nabi itu dan mengasingkan dia bahkan sebelum dia lahir. Demikian halnya juga dengan Israel. Mereka bukan hanya bangsa lain di antara bangsa-bangsa. Sebaliknya, mereka diasingkan untuk tujuan Ilahi yang kudus. Mereka berdiri dalam hubungan yang khusus dengan Dia.
Allah sendiri yang telah memilih Israel dan membawanya dari perhambaan kepada kebebasan. Keluar dari Mesir adalah satu peristiwa yang sangat penting dalam permulaan sejarah Israel sebagai satu bangsa. Itu memberikan tempat bagi Allah untuk melakukan tindakan penebusan dan penaklukan tanah Kanaan. Tetapi kekuatan dan kemakmuran Israel memimpin kepada kesombongan dan kepuasan oleh karena status istimewanya sebagai bangsa pilihan Allah.
Baca pernyataan Kristus dalam Lukas 12:47, 48. Dalam cara apakah kita dapat memahami prinsip yang Dia ajarkan di sana? Saat hak istimewa yang besar disalahgunakan, hal itu akan digantikan dengan hukuman yang besar?
Lukas 12:47, 48
12:47 Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.
12:48 Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."
Di bawah ilham Ilahi, nabi itu memperingatkan bahwa karena orang-orang Israel adalah pilihan Allah, mereka bertanggung jawab untuk tindakan mereka. Allah berkata bahwa hubungan yang unik dengan Allah dibarengi dengan kewajiban, dan hukuman akan diberikan jika kewajiban itu tidak dipenuhi. Dengan kata lain, Israel sebagai umat pilihan Allah, memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk penghakiman, karena hak istimewa ini memerlukan tanggung jawab. Pemilihan Israel, bukan hanya status istimewa; mereka dipanggil untuk menjadi saksi kepada dunia tentang Tuhan yang telah memberkati mereka.
"Gereja-gereja yang mengaku sebagai milik Kristus pada generasi ini diangkat pada kesempatan-kesempatan yang tertinggi. Tuhan telah dinyatakan kepada kita dalam terang yang semakin besar. Kesempatan kita adalah jauh lebih besar dari pada kesempatan umat Allah dahulu kala. —Ellen G. White, Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus, hlm. 320. Pikirkan tentang semua hal yang telah diberikan kepada kita sebagai Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Mengapakah tanggung jawab yang diberikan kepada kita dengan keistimewaan membuat kita gemetar? Apakah mereka, atau kita terbiasa dengan hal itu. Apakah kita pernah menjadi puas untuk semua yang kita peroleh? Jika tidak, bagaimanakah kita dapat berubah?
Rabu 24 April
PERTEMUAN ISRAEL DENGAN ALLAH
"Bersiaplah untuk bertemu dengan Aliahmu, hai Israel" (Amos 4:12)
Amos 4 dimulai dengan gambaran dosa Israel, dan diakhiri dengan pengumuman akan hari perhitungan. Allah membuat umat-Nya khususnya bertanggung jawab bagaimana mereka hidup dan memperlakukan yang lain.
Amos mendaftarkan daftar bencana alam, satu hal yang cukup untuk membuat mereka kembali kepada Allah. Daftar itu disusun dalam tujuh bencana, hukuman penuh bagi mereka yang melanggar perjanjian (sesuai dengan kata-kata Musa dalam Imamat 26). Beberapa bencana ini mengingatkan kita satu tulah yang dikirim Allah ke Mesir, sementara gambaran dari bencana yang terakhir dengan tegas disebutkan kehancuran total dari Sodom dan Gomora.
Menurut doa Salomo saat penahbisan bait suci, apakah harus bencana yang menuntun orang untuk melakukan sesuatu? 1 Raja.8:37-40.
8:37 Apabila di negeri ini ada kelaparan, apabila ada penyakit sampar, hama dan penyakit gandum, belalang, atau belalang pelahap, apabila musuh menyesakkan mereka di salah satu kota mereka, apabila ada tulah atau penyakit apapun,
8:38 lalu seseorang atau segenap umat-Mu Israel ini memanjatkan doa dan permohonan di rumah ini dengan menadahkan tangannya--karena mereka masing-masing mengenal apa yang merisaukan hatinya sendiri--
8:39 maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga, tempat kediaman-Mu yang tetap, dan Engkau kiranya mengampuni, bertindak, dan membalaskan kepada setiap orang sesuai dengan segala kelakuannya, karena engkau mengenal hatinya--sebab Engkau sajalah yang mengenal hati semua anak manusia, --
8:40 supaya mereka takut akan Engkau selama mereka hidup di atas tanah yang telah Kauberikan kepada nenek moyang kami.
Orang Israel tidak berperangai seperti orang biasa lagi, dan Allah mendapati adalah mustahil untuk mendapatkan perhatian mereka. Bahkan, penghakiman Allah mengakibatkan mengerasnya hati bangsa itu. Karena bangsa itu gagal untuk kembali kepada Allah, Amos menyampaikan kesempatan terakhir untuk bertobat.
Penghakiman terakhir adalah segera, tetapi Amos tidak menjelaskan penghakiman apa yang akan terjadi. Ketidakpastian yang menghantui dalam kata- kata Amos membuat dalam menghadapi penghakiman semakin tidak menyenangkan. Israel telah gagal untuk mencari Allah, sehingga Allah keluar menjumpai Israel.
Amos 4:12 dimulai dengan kata-kata "sebab demikian akan kulakukan kepadamu," yang menggemakan rumus sumpah tradisional. Pernyataan yang sungguh-sungguh ini memanggil tanggapan dari Israel untuk mempersiapkan bertemu dengan Aliahnya seperti yang mereka lakukan sebelumnya untuk kehadiran Allah di Sinai. (Kel. 19:11, 15).
Baca dengan teliti Amos 4:12, 13. Jika, tiba-tiba, kamu mendengar peringatan, "Bersiaplah untuk bertemu Tuhanmu, hai (namamu di sini)" — apakah tanggapanmu? Apakah satu-satunya harapanmu? Lihat Rm. 3:19-28.
Amos 4:12, 13
4:12 "Sebab itu demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai Israel. --Oleh karena Aku akan melakukan yang demikian kepadamu, maka bersiaplah untuk bertemu dengan Allahmu, hai Israel!"
4:13 Sebab sesungguhnya, Dia yang membentuk gunung-gunung dan menciptakan angin, yang memberitahukan kepada manusia apa yang dipikirkan-Nya, yang membuat fajar dan kegelapan dan yang berjejak di atas bukit-bukit bumi--TUHAN, Allah semesta alam, itulah nama-Nya.
Rm. 3:19-28
3:19. Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.
3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
3:21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,
3:22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
3:26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
3:27 Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
3:28 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Kamis 25 April
KESOMBONGAN YANG MENUNTUN KEPADA KEJATUHAN
Baca buku Obaja. Kebenaran moral dan rohani apakah yang dapat kita ambil dari buku ini?
1:1. Penglihatan Obaja. Beginilah firman Tuhan ALLAH tentang Edom--suatu kabar telah kami dengar dari TUHAN, seorang utusan telah disuruh ke tengah bangsa-bangsa: "Bangunlah, marilah kita bangkit memeranginya!" --
1:2 Sesungguhnya, Aku membuat engkau kecil di antara bangsa-bangsa, engkau dihinakan sangat.
1:3 Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di tempat kediamanmu yang tinggi; engkau yang berkata dalam hatimu: "Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?"
1:4 Sekalipun engkau terbang tinggi seperti burung rajawali, bahkan, sekalipun sarangmu ditempatkan di antara bintang-bintang, dari sanapun Aku akan menurunkan engkau, --demikianlah firman TUHAN.
1:5 Jika malam-malam pencuri atau perampok datang kepadamu--betapa engkau dibinasakannya--bukankah mereka akan mencuri seberapa yang diperlukannya? Jika pemetik buah anggur datang kepadamu, bukankah mereka akan meninggalkan sisa-sisa pemetikannya?
1:6 Betapa kaum Esau digeledah, betapa harta bendanya yang tersembunyi dicari-cari!
1:7 Sampai ke tapal batas engkau diusir oleh semua teman sekutumu; engkau diperdayakan, dikalahkan oleh sahabat-sahabatmu. Siapa yang makan sehidangan dengan engkau memasang jerat terhadap engkau. --Tidak ada pengertian padanya.
1:8 Bukankah pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan melenyapkan orang-orang bijaksana dari Edom, dan pengertian dari pegunungan Esau?
1:9 Juga para pahlawanmu, hai Teman, akan tertegun, supaya semua orang di pegunungan Esau lenyap terbunuh.
1:10. Karena kekerasan terhadap saudaramu Yakub, maka cela akan meliputi engkau, dan engkau akan dilenyapkan untuk selama-lamanya.
1:11 Pada waktu engkau berdiri di kejauhan, sedang orang-orang luar mengangkut kekayaan Yerusalem dan orang-orang asing memasuki pintu gerbangnya dan membuang undi atasnya, engkaupun seperti salah seorang dari mereka itu.
1:12 Janganlah memandang rendah saudaramu, pada hari kemalangannya, dan janganlah bersukacita atas keturunan Yehuda pada hari kebinasaannya; dan janganlah membual pada hari kesusahannya.
1:13 Janganlah masuk ke pintu gerbang umat-Ku pada hari sialnya, bahkan janganlah memandang ringan malapetaka yang menimpanya pada hari sialnya; dan janganlah merenggut kekayaannya pada hari sialnya.
1:14 Janganlah berdiri di persimpangan untuk melenyapkan orang-orangnya yang luput, dan janganlah serahkan orang-orangnya yang terlepas pada hari kesusahan.
1:15 Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala bangsa. Seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu, perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri.
1:16 Sesungguhnya, seperti kamu telah minum di atas gunung-Ku yang kudus, segala bangsapun akan minum dengan tidak henti-hentinya; bahkan, mereka akan minum dengan lahap, dan mereka akan menjadi seakan-akan mereka tidak pernah ada.
1:17. Tetapi di gunung Sion akan ada orang-orang yang terluput, dan gunung itu akan menjadi tempat kudus; dan kaum keturunan Yakub akan memiliki pula tanah miliknya.
1:18 Kaum keturunan Yakub akan menjadi api dan kaum keturunan Yusuf menjadi nyala api, dan kaum keturunan Esau menjadi tunggul gandum: mereka akan membakar dan memakan habis sekaliannya, dan dari kaum keturunan Esau tidak ada seorangpun yang terlepas, sebab Tuhanlah yang berfirman demikian.
1:19 Maka orang-orang Tanah Negeb akan memiliki pegunungan Esau, dan orang-orang Daerah Bukit akan memiliki tanah orang Filistin. Mereka akan memiliki daerah Efraim dan daerah Samaria, dan suku Benyamin akan memiliki daerah Gilead.
1:20 Orang-orang Israel yang diangkut ke dalam pembuangan akan memiliki tanah orang Kanaan sampai ke Zarfat; dan orang-orang Yerusalem yang diangkut ke dalam pembuangan, yang ada di Sefarad, akan memiliki kota-kota di Tanah Negeb.
1:21 Penyelamat-penyelamat akan naik ke atas gunung Sion untuk menghukumkan pegunungan Esau; maka Tuhanlah yang akan empunya kerajaan itu.
Obaja adalah buku terpendek dalam Perjanjian Lama, dan buku itu melaporkan penglihatan nubuatan penghakiman Allah atas tanah Edom. Pekabaran dalam buku ini berpusat kepada tiga persoalan: Kesombongan Edom (ayat 1-4), penghinaan Edom yang akan datang (ayat 5-9), dan kejahatan Edom terhadap Yehuda (ayat 10-14).
Obaja adalah buku terpendek dalam Perjanjian Lama, dan buku itu melaporkan penglihatan nubuatan penghakiman Allah atas tanah Edom. Pekabaran dalam buku ini berpusat kepada tiga persoalan: Kesombongan Edom (ayat 1-4), penghinaan Edom yang akan datang (ayat 5-9), dan kejahatan Edom terhadap Yehuda (ayat 10-14).
Bangsa Edom adalah keturunan Esau saudara Yakub. Permusuhan antara Israel dan Edom kembali kepada permusuhan keluarga antara dua saudara kembar, yang kemudian menjadi bapa dari dua bangsa. Namun, menurut Kejadian 33, kedua saudara ini berdamai kemudian. Jadi, Allah memerintahkan bangsa Israel untuk tidak membenci Edom, karena dia adalah saudaramu. (Ulangan 23:7).
Meskipun demikian, permusuhan antara bangsa ini berlanjut selama berabad-abad. Ketika Babylon menghancurkan Jerusalem dan menawan penduduknya, bangsa Edom bukan hanya bersukacita tetapi bahkan memangsa orang Israel yang melarikan diri dan juga membantu menjarah Jerusalem (Maz. 137:7).Karena alasan ini, Nabi Obaja memperingatkan bahwa Edom akan dihakimi sesuai dengan Standard mereka: "'Seperti yang telah kamu lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu'" (Obaja 15). Bangsa Edom tidak berlaku sebagai seorang saudara terhadap bangsa Yehuda pada saat kesusahan tetapi justru bergabung dengan musuh untuk menyerang (Rat. 4:21,22).
Wilayah yang ditempati oleh Edom terletak di sebelah tenggara Laut Mati. Itu adalah daerah pegunungan yang dipenuhi dengan puncak gunung, tebing yang curam, gua, dan belahan yang dapat digunakan oleh musuh untuk bersembunyi. Sejumlah kota-kota Edom terletak pada daerah-daerah yang hampir tidak bisa dijangkau. Sela (dikenal juga sebagai Petra) adalah ibu kota Edom. Bangsa ini mengembangkan kesombongan yang disimpulkan dalam satu pertanyaan. "Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?" (Obaja 3).
Allah menuntut tanggung jawab bagi siapa yang mengambil keuntungan dari orang lain pada saat kesukaran. Obaja memperingatkan orang-orang so- dom yang angkuh yang akan membawa penghinaan ke atas kepala mereka. Tidak ada tempat untuk melarikan diri dari Allah (Amos 9:2,3). Hari Tuhan yang akan datang akan membawa baik penghakiman juga keselamatan. Edom akan meminum cawan murka Allah, sementara bagian umat-umat Allah akan dipulihkan.
Jumat 26 April
Pendalaman : Bacalah kutipan berikut ini dan diskusikan bagaimana mereka menolong kita untuk memahami dengan cara yang lebih jelas pekabaran dari Hosea 1-4 dan Obaja.
Dari permulaan Agama orang Israel percaya bahwa Allah telah memilih orang- orang istimewa ini untuk membawa misi Allah telah menjadi batu penjuru iman Ibrani dan menjadi tempat perlindungan pada masa-masa kesulitan. Namun, nabi itu merasa bahwa bagi banyak orang di zaman mereka batu penjuru ini menjadi batu sandungan; tempat perlindungan, sebuah pelarian. Mereka harus memperingatkan bangsa itu bahwa terpilihnya bukan kesalahan, sebagai pilih kasih Ilahi atau kebal terhadap hukuman, tetapi, sebaliknya, itu berarti mereka jauh lebih terbuka kepada pengadilan dan penghukuman Ilahi....
"Apakah keterpilihan berarti bahwa Allah secara khusus memperhatikan Israel? Apakah keluarnya mereka dari Mesir berarti bahwa Allah hanya terlibat dalam sejarah Israel dan sama sekali melupakan nasib bangsa-bangsa lain?" —Abraham J. Heschel, The Prophet, hlm. 32,33.
"Dengan pertahanan jiwa yang telah hancur, para penyembah yang diselewengkan tidak mempunyai penghalang terhadap dosa dan memasrahkan diri mereka sendiri kepada nafsu-nafsu jahat hati manusia"
"Terhadap penindasan yang mencolok, ketidakadilan yang menonjol, kemewahan dan pemborosan yang luar biasa, pesta pora dan kemabukan yang tidak mengenal malu, kemerosotan moral yang jahat dan pelanggaran kesusilaan, pada zaman mereka, para nabi mengangkat suara mereka; tetapi protes mereka sia-sia saja, percuma saja celaan mereka terhadap dosa. "Mereka benci kepada yang memberi teguran di pintu gerbang kata Amos, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus ikhlas". "Kamu yang menjadi orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang." Amos 5:10, 12" —Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld.3, hal. 231.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN
1. Adalah mudah untuk berteman dengan seseorang yang memberikan sesuatu kepadamu. Bagaimana dengan orang-orang yang susah dan tidak memiliki sesuatu untuk diberi, dan nyatanya, membutuhkan sesuatu darimu? Sikap yang bagaimana yang harus kamu tunjukkan kepada orang-orang seperti itu? Sikap seperti apa yang harus kamu tunjukkan kepada mereka?
2. Pikirkan tentang apa yang telah kita terima sebagai GMAHK. Kebanyakan dari orang Kristen tidak memiliki pemikiran apa-apa tentang berkat hari Sabat.; Kebanyakan berpikir bahwa orang mati akan langsung pergi ke surga atau neraka. Banyak yang tidak percaya Yesus dibangkitkan secara fisik, atau tidak percaya akan kedatangan Yesus kedua kali secara nyata. Kebenaran besar apa lagikah yang harus diketahui oleh orang lain? Tanggung jawab apa yang datang kepada kita karena memiliki kebenaran-kebenaran ini?
Label:
Sekolah Sabat