“Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku TUJUH KAKI DIAN DARI EMAS (Wahyu 1:12).
Pada Paskah tahun 1969 saya memperoleh kesempatan istimewa bisa berada di Roma. Setelah
menghadiri pidato Paskah Paus di Lapangan Santo Petrus, saya beserta
ketiga kawan saya pergi melihat reruntuhan Forum Romawi Kuno. Sungguh
menyenangkan berjalan-jalan di tanah yang dulunya pernah dipijak Petrus
dan Paulus, melihat-lihat reruntuhan bangunan yang dulu pastinya sangat
megah, namun tetap terbuat dari bebatuan yang sama dengan yang dulu
dilihat dan disentuh rasul-rasul itu.
Kebanyakan turis yang mengunjungi
Forum mengawali perjalan dari Penajara Mamertine (tempat Paulus dulu
mungkin pernah dipenjarakan). Lalu
Anda melewati kuil Perawan Vestal, mendaki dan menuruni Bukit Palatine,
dan melewati Basilika Konstantin menuju ke ujung Forum yang satunya. Lalu kami melewati Arch of Titus, jenderal Romawi yang menaklukan kota Yeruslaem pada tahun 70 Masehi. Bayangkan kegembiraan kami saat menyaksikan ilustrasi singkat para serdadu berbaris mengelilingi Roma
dengan membawa kaki dian bercabang tujuh yang diambil dari Bait Allah
di Yerusalem! Kami merasa begitu menyelami dunia Alkitab kuno.
Dalam dunia Romawi kuno, menorah (kaki
dian) bercabang tujuh adalah symbol paling umum untuk Yudaisme, sama
seperti ikan dan salib belakangan mejadi lambang iman Kristiani. Dengan cara yang mengejutkan, Kitab Wahyu mengadopsi lambang Yudaisme ini untuk mewakili jemaat-jemaat di Asia Kecil. Jadi,
Yohanes paham betul bahwa iman Kristiani sejati merupakan warisan
sejarah Israel, sekalipun tidak mengakui orang-orang Kristen (Why. 2:9;
3:9). Itulah orang-orang yang
putus hubungan dengan warisan budaya Yahudi mereka, bukannya para
pengikut sejati dari Yeshua Sang Mesias.
Jika begitu, sudahkah gereja
menggantikan Israel ? Sulit membayangkan orang-orang Kristen abad
pertama mengambil posisi demikian. Mereka memperkenalkan Mesias Yahudi, yang menggenapi janji-janji bagi Israel. Mereka mempertobatkan orang-orang kafir kepada satu-satunya Allah Israel yang benar. Walaupun
tidak menuntut agar orang-orang bukan Yahudi di sunat, orang-orang
Kristen Yahudi seperti Paulus menerima mereka sebagai peserta baru dalam
iman Yahudi mereka kepada Yesus. Orang-orang
percaya bukan Yahudi adalah anak-anak Abraham secara rohani (Gal.
3:28), mengenakan sunat rohani (Rm. 2:28,29) dan dicangkokkan kepada
pohon Israel sementara cabang-cabang asli yang tidak percaya dipatahkan
(Rm. 11:17).
Di dalam Kitab Wahyu gambaran kaki
dian menekankan keyahudian iman Kristen serta keterkaitan erat antara
iman dengan warisan budaya Israel.
Posting Komentar