Home » » Morning Worship "5 Februari 2013"

Morning Worship "5 Februari 2013"

Written By Unknown on Rabu, 06 Februari 2013 | 08.02

 Renungan Pagi  “Kabar Baik Dari Patmos” 5 Februari  2013


"AKU TAHU SEGALA PEKERJAAN:  baik jerih payahmu maupun ketekunanmu... Namun demikian AKU MENCELA ENGKAU, KARENA ENGKAU TELAH MENINGGALKAN KASIHMU YANG SEMULA" (Wahyu 2:2-4).

   Inilah análisis Yesus terhadap jemaat di Efesus.  Ada beberapa hal positif yang dikatakan-Nya.  Jemaat ini bersemangat dan tahu bekerja (ayat 2), juga sabar dan bertahan tanpa lelah (ayat 2, 3).  Jemaat itu tahu membedakan serta memiliki doktrin yang kuat (ayat 2 dan 6).  Tertarik hanya pada kebenaran, jemaat ini tidak ingin ada kepalsuan di antara orang-orang percaya.  Sepintas lalu, mudah untuk bersemangat seperti jemaat yang efektif ini, tapi ada satu masalah kecil, jemaat ini telah meninggalkan kasihnya yang semula (ayat 4).
   Kehidupan Kristiani mengandung banyak paradoks, dan bisa jadi sulit untuk dipertahankan.  Di satu pihak, kita dipanggil agar setia, bersemangat, tahu membedakan, serta memiliki doktrin yang kuat.  Di lain pihak, Allah memanggil kita agar memiliki kasih yang besar.  Menyeimbangkan karakteristik-karakteristik itu bisa menimbulkan ketegangan yang menyulitkan. Hasrat untuk memiliki doktrin yang kokoh dan bertindak tegas seringkali mengarah pada lenyapnya kasih, yang merupakan ciri seorang murid Kristus.  "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yoh. 13:35).
   Ini mengingatkan saya pada kisah yang diceritakan Martin Luther tentang para petani yang mabuk.  Ia bertanya kepada orang-orang, "Tahukah kamu apa yang terjadi saat seorang petani mabuk naik ke atas punggung kuda? Satu hal yang kamu tahu pasti adalah bahwa dia pasti akan terjatuh dari kudanya! Yang tidak kamu tahu adalah apakah dia akan terjatuh ke sebelah kiri atau sebelah kanan!"  Luther merasa bahwa orang-orang Kristen itu seumpama para petani mabuk yang menunggangi kuda.  Kita merasa sulit menjaga keseimbangan antara Injil penerimaan tanpa syarat di satu pihak, dengan memelihara sepuluh perintah di pihak lain.  Luther merasa bahwa setiap kali dia mengkhotbahkan Injil, orang-orang lupa untuk taat.  Dan setiap kali dia mengkhotbahkan tentang ketaatan, mereka melupakan Injil.
   Saya juga menemui hal serupa dalam pelayanan saya.  Manakala saya menekankan tentang kasih dan Injil, agaknya ketaatan menjadi kurang begitu penting.  Tapi saya menemukan dorongan semangat di dalam pengalaman Efesus.  Sementara umat Kristen mula-mula memiliki kenangan saat berjalan bersama Yesus, dan bahkan bersama rasul-rasul yang hidup di tengah-tengah mereka, mereka tetap menghadapi berbagai permasalahan seperti yang kita gumuli saat ini.  Jika umat Kristen mula-mula mengalami permasalahan ini, kita tidak boleh berharap untuk berleha-leha.  Kita membutuhkan kehadiran Roh Kudus sepanjang waktu jika kita ingin menjaga keseimbagan kita.  


   Tuhan, kubutuhkan Roh-Mu untuk menjaga keseimbanganku hari ini.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Wisma Jaya Bekasi
Copyright © 2011. Buletin GMAHK Wisma Jaya - All Rights Reserved
Support : DepKomWJ