Renungan Pagi “Kabar Baik Dari Patmos” 19 Maret 2013
“Barangsiapa menang, IA AKAN KUJADIKAN SOKOGURU DI DALAM BAIT SUCI ALLAHKU, DAN IA TIDAK KELUAR LAGI DARI SITU; dan
padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu
Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang
baru. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat” (Wahyu 3:12,13).
Karena
terlibat kesulitan dengan sinagoge setempat, para anggota jemaat di
Filadelfia agaknya mempertanyakan akses mereka dengan Allah. Surat
Illahi menjamin keberlangsungan akses mereka kepada Tuhan di dalam
Kristus Yesus. Yesuslah yang memegang kunci Daud. Dia yang membukakan
pintu surga bagi mereka, dan Dia akan menjadikan mereka sokoguru dalam
Bait Allah. Itu berarti mereka akan senantiasa menjadi bagian dari
lingkup Allah.
Akses
bisa membuat perbedaan besar di dunia ini. Saya teringat ketika saya
masih mahasiswa seminari, lebih dari 30 tahun yang lalu. Konferens
New York yang mensponsori kami, dan ditambah dengan penghasilan istri
saya , itu cukup sehingga kami bisa hidup dengan nyaman, makan cukup,
dan bisa membayar uang kuliah.
Kemudian
datanglah resesi tahun 1974. Orang-orang di seluruh wilayah kehilangan
pekerjaan mereka. Suatu hari istri saya baru tahu bahwa pasar petani
tempat dia bekerja tidak dapat lagi mempekerjakannya. Dlaam satu hari
kami kehilangan hampir setengah dari pendapatan kami. Meskipun
saya dapat menambah jam kerja saya di perpustakaan tempat saya bekerja
paruh waktu, itu hanya sedikit menambah pendapatan kami.
Ini
menempatkan saya pada posisi yang dihadapi banyak mahasiswa lain,
tetapi sebelumnya saya adalah orang asing. Saya perlu menemui staf
bidang keuangan mahasiswa untuk memohon pinjaman. Lama saya duduk di
ruang tunggu. Pintu kantor staf keuangan tetap tertutup. Apa pun juga
yang sedang berlangsung di dalam, itu jauh lebih penting daripada saya.
Kira-kira pada saat itu seorang gadis remaja berjalan memasuki ruang tunggu dan menunjuk pintu yang tertutup. Saat
sekertaris menganggukkan kepala, gadis itu berjalan ke arah pintu dan
membukanya ! Betapa beraninya ! Sungguh tidak adil ! Lalu katanya dengan
suara sedih, “Ayah?” Mendapatkan tanggapan positif, saya kira, dia pun
memasuki ruangan.
Apakah
perbedaan antara dia dan saya ? Dia punya akses kepada ayahnya, sesuatu
yang tidak bisa saya klaim. Pintu yang tertutup bagi saya, justru
terbuka baginya. Itulah yang terjadi saat Anda mengenal Yesus. Di
dalam Dia kita memiliki akses kepada Bapa.
Tuhan,
terima kasih atas akses penuh kepada-Mu di dalam Kristus. Semoga aku
hidup dan bertindak hari ini sebagai orang yang tahu itu dari
pengalaman.
Posting Komentar