Renungan Pagi “Kabar
Baik Dari Patmos” 20 Maret 2013
“Barangsiapa menang, IA AKAN KUJADIKAN SOKOGURU DI DALAM BAIT SUCI ALLAHKU, DAN IA TIDAK AKAN KELUAR LAGI DARI SITU; dan padanya akan Kutuliskan nama Allahku, nama kota Allahku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allahku, dan nama-Ku yang baru. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat” (Wahyu 3:12,13).
Tepat di luar Kota Aswan, Mesir, di
tengah-tengah Danau Nasser, terletak sebuah pulau bernama Philae. Tempat itu dapat dicapai oleh felucca (perahu
layar Mesir) atau perahu motor kecil.
Monarki Ptolomeus dari Yunani yang membangun Kuil Philae kurang lebih
dua abad sebelum zaman Yesus. Meskipun
para penguasa Yunani itu tidak memuja dewa-dewi Mesir, mereka menghormati
budaya Mesir yang agung dan berusaha menyediakan kuil yang merupakan salinan
budaya Mesir kuno dan arsitektur Thebes.
Dikarenakan relatif lebih muda dan faktanya
bahwa pasir menutupi kuil itu selama beratus-ratus tahun, Philae sekarang ini
tetap mengagumkan dibandingkan reruntuhan Karnak serta area di sekitar Lembah
Raja-raja. Atapnya tetap utuh, demikian
pula karya seni di dalamnya, mencakup lukisan-lukisan penuh warna-warni yang
tetap utuh bahkan setelah 2.200 tahun.
Seperti kuil-kuil Mesir kuno lainnya (dan
seperti Bait Allah untuk Yahweh pada zaman Alkitab), seseorang melintasi
gerbang yang sangat besar memasuki pelataran luar. Sebuah gerbang lain terbuka ke dalam struktur
kuil itu, dengan kamar-kamar berurutan yang menuju ke kuil bagian dalam yang
kecil yang merupakan bagian paling suci dari seluruh kompleks. Pada setiap tingkatan kesucian, akses menjadi
makin terbatas, hingga akhirnya imam pada tingkatan yang paling tinggi yang
dapat memasuki kuil sebelah dalam.
Kitab Wahyu penuh dengan kiasan Bait Allah di
surga. Wahyu 4 dan 5 menyinggung tentang
kaki dian, dupa, Anak Domba, penyembahan, dan hadirat Allah sendiri. Wahyu 6:9 berbicara tentang mezbah pengorbanan,
dan wahyu 8:3-5 serta 9:13 tentang mezbah pedupaan. Wahyu 11:19 secara eksplisit menghubungkan
tabut perjanjian dengan bagian dalam
tabernakel surgawi. Bait Allah surgawi
disinggung kembali dalam Wahyu 15, hanya kali ini dikosongkan karena kemuliaan
Allah berdiam di dalamnya (Why. 15:5-8).
Kitab itu menyatakan bahwa umat Allah melaksanakan kebaktian di
hadapan-Nya siang dan malam di dalam Bait-Nya (Why 7:15-17; 22:2-5).
Janji kepada Jemaat Filadelfia mencakup
berdiam secara permanen di dalam bagian paling dalam dari Bait Allah
surgawi. Orang-orang Kristen akan selalu
berada di hadirat Illahi. Ini berartti
mereka berperan besar dalam pengaturan alam semesta (baca Why 3:21). Meski lemah dan sering dibenci di dunia ini,
hamba-hamba Allah akan ditinggikan di tempat tertinggi yang abadi.
Tuhan, persiapkan aku sekarang untuk peran mulia yang telah Engkau
persiapkan bagi semua umat-Mu.
Posting Komentar