Home » » Sekolah Sabat 3 "12-18 Januari 2013"

Sekolah Sabat 3 "12-18 Januari 2013"

Written By Unknown on Kamis, 17 Januari 2013 | 00.03

Penciptaan Diselesaikan
 

SABAT PETANG

BACA UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kej. 1; Mzm. 8:3; Rm. 8:19-22; Im. 11:14-22; Kej. 2:1-3; Mrk. 2:28.

AYAT HAFALAN: "Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesai­kan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu" (Kej. 2:2).

Pelajaran pekan ini meninjau gambaran ringkas Alkitab tentang 3 hari ter­ akhir penciptaan dan perhentian Sabat. Gambaran tersebut terdapat dalam Kejadian 1-2:1-3, tetapi sejumlah referensinya ada di bagian lain Alkitab. Salah satu aspek yang paling mencolok dari kisah penciptaan adalah pembagian ke dalam hari-hari penciptaan. Mengapa Dia memilih untuk membuat siklus waktu tujuh hari yang kita sebut satu pekan?
Alkitab tidak mengatakan kepada kita secara langsung, tetapi kita dapat men­cari petunjuk. Barangkali petunjuk yang paling penting adalah Sabat itu sendiri, yang merupakan waktu yang disiapkan khusus untuk komunikasi antara Allah dan manusia. Barangkali Allah membuat periode sepekan sebagai waktu yang cocok untuk pekerjaan biasa, namun dengan suatu waktu regular yang diasing­kan sebagai suatu pengingat akan hubungan kita dengan Allah (lihat Markus 2:28). Ini akan menolong manusia mengingat bahwa Allah adalah Penyedia se­jati dan bahwa kita bergantung sepenuhnya kepada-Nya.
Apa pun alasannya, adalah jelas bahwa kisah penciptaan dalam kitab Keja­dian menyatakan suatu penciptaan yang dilaksanakan dengan tujuan dan kete­litian yang sangat. Tidak ada yang dibiarkan terjadi secara kebetulan.

* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 19 Januari.

Minggu 13 Januari
MATAHARI, BULAN DAN BINTANG-BINTANG


Baca Kejadian 1:14-19. Tindakan apakah yang disebutkan pada hari keempat penciptaan? Bagaimanakah kita memahami hal ini, terutama mengingat pemahaman kita sekarang tentang dunia fisik?
Kejadian 1:14-19
1:14. Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
1:15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian.
1:16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
1:17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
1:18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.


Hari keempat barangkali telah lebih diperbincangkan daripada enam hari penciptaan lainnya. Jika matahari diciptakan pada hari keempat, apakah yang menyebabkan adanya siklus harian untuk tiga hari pertama penciptaan? Di sisi lain, jika matahari sudah ada sebelumnya, apakah yang terjadi pada hari ke­empat?
Ketidakpastian atas peristiwa hari keempat penciptaan tidak muncul dari kontradiksi logis tetapi dari sejumlah kemungkinan. Salah satu kemungkinan adalah bahwa matahari diciptakan pada hari keempat, dan terang untuk tiga hari pertama berasal dari kehadiran Allah atau dari sumber lain seperti supernova.3 Wahyu 21:23 konsisten dengan ide ini, sebagaimana halnya matahari tidak di­butuhkan di dunia baru karena Allah ada di sana. Kemungkinan kedua adalah bahwa matahari, bulan, dan bintang-bintang ditentukan fungsinya pada saat itu. Mazmur 8:3 tampaknya konsisten dengan pandangan ini. Ahli Ibrani C. John Collins menulis bahwa kata-kata Ibrani dari Kejadian 1:14 mungkin meme­nuhi salah satu dari dua kemungkinan ini. (Lihat C. John Collins, Genesis 1-4: A Linguistic, Literary, and Theological Commentary [Phillipsburg, New Jersey: P&R Publishing Co., 2006], hlm. 57.)
Kemungkinan ketiga adalah bahwa matahari memang sudah ada tetapi ter­tutup dengan awan atau abu vulkanik sehingga tidak kelihatan atau berfungsi sepenuhnya sampai hari keempat. Seseorang dapat membandingkan kemungkin­an ini dengan planet Venus, di mana muncul keadaan yang mirip sekarang ini.

Ayat ini tampaknya tidak jelas mendukung atau mengesampingkan sa­lah satu dari interpretasi ini, walaupun hal ini tidak menghalangi opini-opini kuat pada topik ini. Mungkin aturan yang baik untuk tidak membe­rikan pertanyaan lebih berarti daripada yang Alkitab berikan, dan kita harus mengakui bahwa pemahaman kita terbatas. Pengakuan ini, teruta­ma perihal penciptaan, mestinya tidak sulit diterima. Namun demikian, pikirkanlah tentang begitu banyak misteri ilmiah yang ada sekarang, yang siap untuk diselidiki melalui penelitian ilmiah namun masih tetap misteri. Seberapa banyakkah lagi misteri yang tersembunyi dahulu kala?

3 Supernova, ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi lebih banyak dari nova.

Senin 14 Januari
PENCIPTAAN HEWAN-HEWAN DI AIR DAN UDARA


Baca Kejadian 1:20-23. Bukti apakah, jika ada, dalam ayat itu yang bisa berarti pengacakan?
Kejadian 1:20-23
1:20. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
1:21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."
1:23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.


Air dan atmosfer dihuni pada hari kelima penciptaan. Banyak orang melihat hubungan antara hari kedua dan kelima penciptaan. Air dipisahkan oleh atmosfer pada hari kedua, dan keduanya diisi makhluk hidup pada hari kelima. Peristiwa- peristiwa penciptaan tampaknya telah terjadi dalam urutan pola yang disengaja, yang menunjukkan ketelitian dan keteraturan dari aktivitas Allah. Dengan kata lain, tidak ada peluang ketidaksengajaan dalam kisah penciptaan.
Perhatikan bahwa baik makhluk-makhluk di air maupun di udara disebutkan dalam bentuk jamak, yang mengindikasikan bahwa beragam organisme diciptakan pada hari kelima. Tiap-tiap ciptaan diberi dengan kesanggupan untuk ber­kembang biak. Keragaman telah ada sejak permulaan. Tidak ada satu pun sebagai nenek moyang yang dari padanya diturunkan spesis-spesis lainnya, tetapi tiap-tiap spesis tampaknya dikaruniai kemungkinan menghasilkan beraneka-ragam individu. Sebagai contoh, ada lebih dari 400 jenis telah dibiakkan dari burung merpati, dan setidaknya ada 27 jenis ikan mas yang dikenal. Rupanya Allah memberikan setiap makhluk ciptaan-Nya potensi untuk menghasilkan berbagai macam keturunan, yang selanjutnya menambah keragaman penciptaan.
Pada ayat 21, Allah melihat bahwa semua yang diciptakan-Nya itu baik ada­nya. Ini berarti semua itu dirancang dengan baik, menarik bagi mata, bebas dari cacat, dan berperan harmonis dalam tujuan penciptaan.
Tidak banyak makhluk hidup yang membangkitkan imajinasi dan kekagum­an kita lebih daripada burung-burung. Burung adalah makhluk yang benar-benar menakjubkan dan dirancang dengan sangat bagus. Bulu-bulunya ringan tapi kuat, keras namun lentur. Bagian-bagian dari bulu untuk terbang terajut oleh kum­pulan kompleks dari kaitan-kaitan kecil yang membentuk pengait yang ringan tapi kuat. Paru-paru seekor burung itu dirancang sedemikian rupa sehingga da­pat memperoleh oksigen saat menghirup dan saat menghembus. Ini menyedia­kan banyak oksigen yang dibutuhkan untuk kekuatan terbang. Hasil ini dileng­kapi oleh adanya kantong-kantong udara di beberapa tulang. Kantong-kantong ini berfungsi untuk mempertahankan aliran oksigen dan, pada saat yang sama, untuk meringankan tubuh burung, membuat terbangnya lebih mudah untuk di­pertahankan dan dikendalikan. Burung dibuat secara luar biasa.

Sambil mengingat semua ini, baca Matius 10:29-31. Kenyamanan apa­kah yang dapat Anda temukan dalam kata-kata ini?
Matius 10:29-31
10:29 Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.
10:30 Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya.
10:31 Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.


Selasa 15 Januari
PENCIPTAAN HEWAN-HEWAN DARAT


Dalam Kejadian 1:24-31, hewan darat dan manusia diciptakan pada hari ke­enam. Sebagaimana dengan korelasi yang terdapat antara hari kedua dan keli­ma, korelasi juga terlihat antara pemisahan darat dan laut pada hari ketiga dan pengisian darat pada hari keenam. Orang diingatkan kembali terhadap urutan yang teratur dan terarah dari peristiwa-peristiwa penciptaan, yang cocok dengan Allah yang teratur (bandingkan 1 Kor. 14:33).
Sebagaimana halnya makhluk-makhluk yang diciptakan pada hari kelima, kata-kata ayat itu mengindikasikan bahwa berbagai jenis makhluk hidup di­ciptakan pada hari keenam penciptaan. Berbagai macam hewan, ternak, dan binatang melata diciptakan juga. Tidak ada nenek moyang tunggal dari semua hewan darat; malahan Allah menciptakan banyak garis keturunan yang berbe­da dan terpisah.
Perhatikan ungkapan "menurut jenisnya" atau frase serupa dalam Kej. 1:11, 21, 24, 25. Sebagian orang telah mencoba menggunakan frase ini untuk men­dukung gagasan "jenis" yang tetap, suatu gagasan yang diambil dari filsafat Yunani. Orang Yunani kuno mengira bahwa masing-masing individu merupa­kan suatu ekspresi yang tidak sempurna dari suatu bentuk idaman yang tidak berubah yang dikenal sebagai tipe. Namun, ketetapan spesies itu tidak cocok dengan ajaran Alkitab bahwa seluruh alam menderita kutuk dosa (Rm. 8:19- 22). Kita tahu bahwa spesies telah berubah, sebagaimana yang dinyatakan da­lam kutukan-kutukan di Kejadian 3 (Ellen G. White menulis tentang kutukan rangkap tiga terhadap bumi—kutuk setelah kejatuhan, setelah Kain berdosa, dan setelah air bah), dan sebagaimana terlihat pada parasit-parasit dan preda­tor-predator4 yang menyebabkan banyak penderitaan dan kekerasan. Arti dari frase "menurut jenisnya" paling baik dipahami dengan memeriksa konteks di mana itu digunakan.

Baca Kejadian 6:20; 7:14, dan Imamat 11:14-22. Bagaimanakah ung­kapan "menurut jenisnya" atau ungkapan yang serupa diterapkan? Ba­gaimanakah contoh-contoh ini menolong kita memahami ungkapan da­lam Kejadian 1?
Kejadian 6:20; 7:14
6:20 Dari segala jenis burung dan dari segala jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya.
7:14 mereka itu dan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata yang merayap di bumi dan segala jenis burung, yakni segala yang berbulu bersayap;


Imamat 11:14-22
11:14 elang merah dan elang hitam menurut jenisnya;
11:15 setiap burung gagak menurut jenisnya;
11:16 burung unta, burung hantu, camar dan elang sikap menurut jenisnya;
11:17 burung pungguk, burung dendang air dan burung hantu besar;
11:18 burung hantu putih, burung undan, burung ering;
11:19 burung ranggung, bangau menurut jenisnya, meragai dan kelelawar.
11:20. Segala binatang yang merayap dan bersayap dan berjalan dengan keempat kakinya adalah kejijikan bagimu.
11:21 Tetapi inilah yang boleh kamu makan dari segala binatang yang merayap dan bersayap dan yang berjalan dengan keempat kakinya, yaitu yang mempunyai paha di sebelah atas kakinya untuk melompat di atas tanah.
11:22 Inilah yang boleh kamu makan dari antaranya: belalang-belalang menurut jenisnya, yaitu belalang-belalang gambar menurut jenisnya, belalang-belalang kunyit menurut jenisnya, dan belalang-belalang padi menurut jenisnya.


Ungkapan "menurut jenisnya" atau yang setara dengan itu, tidak harus diinterpretasi sebagai aturan reproduksi. Sebaliknya, itu merujuk pada fakta bahwa ada beragam jenis makhluk hidup yang terlibat dalam kisahnya masing-masing. Beberapa terjemahan Alkitab menggunakan ungkapan "dari segala jenis" yang tampaknya lebih cocok dengan konteks. Gantinya merujuk pada ketetapan spe­sies, ungkapan itu merujuk pada beragam makhluk yang diciptakan pada hari keenam. Sejak saat penciptaan, telah ada banyak tumbuhan dan hewan.
4 Predator, binatang yang hidupnya dari memangsa binatang lain; hewan pemangsa hewan lain.

Rabu 16 Januari
PENCIPTAAN DISELESAIKAN


Setelah penciptaan selesai pada hari keenam (kita akan mempelajari pen- ciptaan manusia nanti), kita menemukan hari ketujuh disebutkan pertama kali dalam Alkitab.

Baca Kejadian 2:1-3. Secara khusus perhatikan ayat 1, yang menekan­kan selesainya segala sesuatu yang Allah ciptakan. Mengapa hal ini begitu penting dalam pemahaman kita akan pentingnya hari ketujuh?
Kejadian 2:1-3
2:1. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.

Kata Ibrani untuk istirahat dalam ayat ini adalah shabath, yang erat kaitan­nya dengan kata Sabat. Hal itu menyatakan berhenti bekerja setelah selesainya suatu proyek. Allah bukannya lelah dan membutuhkan istirahat; Ia telah menye­lesaikan pekerjaan penciptaan-Nya sehingga Ia berhenti. Berkat khusus Allah terdapat pada hari ketujuh. Hari itu bukan hanya "diberkati" tetapi juga "diku­duskan," yang berarti diasingkan dan secara khusus ditujukan untuk Allah. De­ngan demikian, Allah memberikan arti penting khusus untuk hari Sabat dalam konteks hubungan antara Allah dan manusia.

Baca Markus 2:27, 28. Kata Yesus, apakah tujuan Sabat ?
Markus 2:27, 28
2:27 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,
2:28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.


Perhatikan bahwa Sabat tidak dibuat karena Tuhan membutuhkannya tetapi karena manusia yang membutuhkan sehingga Tuhan membuat ketentuan terse­but. Pada akhir pekan pertama, Allah beristirahat dari pekerjaan penciptaan dan mencurahkan waktu-Nya untuk menjalin hubungan dengan ciptaan-Nya. Manu­sia membutuhkan persekutuan dengan Pencipta mereka untuk memahami tem­pat mereka di alam semesta. Bayangkan sukacita dan kekaguman yang Adam dan Hawa alami saat mereka berbicara dengan Allah dan melihat dunia yang telah Dia ciptakan. Kebijaksanaan penentuan hari istirahat ini menjadi lebih jelas setelah dosa. Kita memerlukan istirahat Sabat untuk mencegah agar kita tidak kehilangan pandangan kepada Allah dan terperangkap dalam materialis­me dan kerja berlebihan.

Allah menyuruh kita untuk memberikan sepertujuh dari kehidupan kita untuk mengingat tindakan penciptaan. Apakah yang seharusnya di­katakan hal itu kepada kita tentang pentingnya doktrin ini? Bagaimana­kah Anda bisa belajar untuk memiliki pengalaman yang lebih kaya dan lebih mendalam dengan Tuhan melalui beristirahat pada hari Sabat se­perti yang Ia lakukan?

Kamis 17 Januari
HARI LITERAL

Baca Kejadian 1:5, 8, 31. Apa sajakah komponen dari satu hari pen-ciptaan? Apakah ada di dalam ayat-ayat itu yang menyiratkan bahwa ini bukannya hari literal 24 jam seperti yang kita alami sekarang?
Kejadian 1:5, 8, 31
1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
1:8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
1:31. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.


Sifat dari hari penciptaan telah menjadi pokok dari banyak diskusi. Ada yang mempertanyakan apakah hari-hari itu merupakan hari-hari biasa atau apa­kah hari-hari itu mungkin melambangkan jangka waktu yang jauh lebih lama. Gambaran ayat tentang hari-hari penciptaan memberikan jawaban untuk perta­nyaan itu. Hari terdiri dari petang (periode gelap) dan pagi (periode terang) dan sudah diberi nomor urut. Artinya, hari disajikan dengan cara yang sangat jelas menunjukkan bahwa hari-hari itu adalah sama seperti hari-hari yang kita alami sekarang, yang terdiri dari petang dan pagi, satu periode gelap dan satu periode terang. Sulit untuk melihat bagaimana pernyataan itu bisa lebih jelas atau terang dalam menggambarkan hari-hari dalam sepekan. Ekspresi yang diulang-ulang "Jadilah petang dan jadilah pagi" menekankan aspek literal dari setiap hari.

Baca Imamat 23:3. Indikasi apakah yang kita miliki bahwa tujuh hari dalam pekan penciptaan itu semuanya merupakan jenis hari yang sama seperti yang kita alami sekarang?

Imamat 23:3
23:3 Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah sabat bagi TUHAN di segala tempat kediamanmu.

Orang Ibrani kuno tidak meragukan sifat dari hari Sabat. Itu adalah satu hari yang panjangnya biasa tetapi membawa berkat khusus dari Allah. Perhatikan perbandingan yang jelas dari minggu kerja Allah selama enam hari dan minggu kerja kita selama enam hari serta perbandingan yang cocok dari hari per­hentian bagi Allah dan bagi kita (lihat juga Kel. 20:9, II). Bahkan banyak ahli yang menolak gagasan tentang hari literai ini seringkah mengakui bahwa para penulis Alkitab mengerti bahwa hari literallah yang dimaksud.

Yang sangat penting untuk hubungan kita dengan Allah adalah keper­cayaan kita kepada Allah dan Firman-Nya. Jika kita tidak bisa memper­cayai Firman Allah perihal sesuatu yang mendasar dan yang secara jelas dinyatakan sebagai penciptaan Kejadian dalam enam hari secara harfiah, dalam hal apakah kita dapat mempercayai Dia?

Jumat 18 Januari

PENDALAMAN: Seperti yang dinyatakan sebelumnya, hari-hari pekan penciptaan itu diberi nomor urut dan dikenal terdiri dari masa gelap yaitu petang, dan masa terang, yaitu pagi. Tidak ada cara yang masuk akal untuk menginterpretasi hari-hari ini lain daripada hari seperti yang kita alami sekarang ini. Beberapa orang telah menggunakan ayat-ayat seperti Mazmur 90:4 dan 2 Petrus 3:8 ke­tika bersikukuh bahwa setiap hari penciptaan sebenarnya melambangkan 1000 tahun. Kesimpulan ini tidak dianjurkan oleh ayat-ayat tersebut dan itu tidak menyelesaikan persoalan yang ditimbulkan oleh mereka yang berpikir bahwa hari-hari tersebut melambangkan milyaran tahun.
Juga, jika hari-hari dalam Kejadian melambangkan zaman yang panjang, orang akan berharap untuk menemukan sebuah urutan dalam catatan fosil yang cocok dengan urutan makhluk hidup yang diciptakan dalam urutan enam hari penciptaan. Jadi fosil pertama haruslah tanaman, yang diciptakan pada hari ke­tiga. Berikutnya haruslah hewan pertama di air dan udara. Akhirnya, kita harus menemukan hewan darat pertama. Catatan fosil tidak sesuai dengan urutan ini. Makhluk air muncul sebelum tumbuhan, dan makhluk darat muncul sebelum makhluk udara. Fosil pertama dari pohon-pohon buah dan tanaman berbunga lainnya muncul setelah semua kelompok lain ini. Satu-satunya titik kesamaan adalah bahwa manusia muncul terakhir di kedua kisah itu.
"Alkitab menyatakan bahwa setiap hari penciptaan itu terdiri dari malam dan siang sebagaimana hari-hari yang lainnya sesudah itu."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 121.
"Tetapi teori kafir, bahwa peristiwa-peristiwa dari minggu pertama memerlu­kan tujuh jangka waktu yang lama dan tidak terbatas untuk penyelesaiannya, menyerang secara langsung pada fondasi hari Sabat hukum keempat. Hal itu mengaburkan apa yang telah Allah buat sangat jelas. Ini merupakan bentuk ter­buruk dari ketidaksetiaan, bagi banyak orang yang mengaku mempercayai catat­an penciptaan, itu adalah ketidaksetiaan yang samar-samar"—Ellen G. White, Spiritual Gift, jld. 3, hlm. 91.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Bahkan dari interpretasi nonliteral terhadap Kejadian, ada dua hal yang jelas: tidak ada yang acak dalam tindakan penciptaan, dan tidak ada ne­nek moyang yang sama untuk semua spesies. Sekarang muncul evolusi Darwin, yang dalam berbagai versinya mengajarkan dua hal: keacakan dan nenek moyang yang sama bagi semua spesies. Lalu, bagaimanakah seseorang menafsirkan Kejadian melalui sebuah teori yang, pada dasar­nya menentang Kejadian pada tingkat yang paling mendasar?
2. Mengapa penting untuk memahami bahwa ilmu pengetahuan, walau­pun banyak kebaikannya, tetaplah hanya sebuah usaha manusia?
3. Semua yang ilmu pengetahuan pelajari adalah dunia yang telah jatuh dalam dosa, yang dalam banyak hal sangat berbeda dari ciptaan asli­nya. Mengapa penting untuk berpegang pada kebenaran tersebut?
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Wisma Jaya Bekasi
Copyright © 2011. Buletin GMAHK Wisma Jaya - All Rights Reserved
Support : DepKomWJ