Renungan Pagi “Kabar
Baik Dari Patmos” 10 Februari 2013
"Sebab itu INGATLAH betapa dalamnya engkau telah jatuh! BERTOBATLAH DAN LAKUKANLAH LAGI APA YANG
SEMULA ENGKAU LAKUKAN..."
(Wahyu 2:5, 6).
Berdasarkan anรกlisis Yesus tentang
jemaat di Efesus, nasihat apakah yang Dia tawarkan kepada mereka? Hal
pertama Dia katakan adalah "ingatlah." Dalam versi asli bahasa
Yunaninya, kata ini dalam bentuk kalimat perintah saat ini. Ini berarti
agar mereka tidak melupakan hubungan mereka yang sebelumnya dengan Tuhan.
Tetapi jemaat perlu menyadari kehilangan itu, untuk termotivasi oleh
kenyataan bahwa mereka telah mengalami kemunduran.
Hal berikut yang Yesus perintahkan adalah
agar mereka bertobat. Bentuk kata yang ini berbeda, mencerminkan tindakan
sesaat. Di sini Dia memerintahkan agar mereka bertindak. Pertobatan
mereka harus menjadi perubahan haluan yang tegas. Sementara jemaat telah
terbiasa mengingat, mereka telah lupa bagaimana caranya bertobat. Mereka
perlu mulai dari awal lagi dan menyelaraskan tindakan dengan maksud tujuan
mereka.
Ketiga, Yesus menasihatkan mereka melakukan
apa yang pertama-tama mereka lakukan. Ini juga sesuatu yang mesti mulai
mereka lakukan. Hidupkan kembali situasi semula yang menyebabkan kasihmu
merakah dulu. Putar kembali dalam ingatanmu saat-saat ketika engkau
sungguh-sungguh dekat dengan Tuhan dalam pembaruan pikiran serta tindakan.
"Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula kaulakukan."
Para penasihat perkawinan mengatakan bahwa
pasangan yang cintanya telah luntur perlu mengulangi kembali hal-hal yang dulu
menyatukan mereka pada awalnya. Hampir semua pasangan menikah pernah
jatuh cinta. Tidak peduli apa yang terjadi pada mereka hari ini, mereka
pernah saling tertarik satu sama lain. Jika itu bisa terjadi dulu, itu
bisa terulang lagi saat ini.
Pasangan yang sedang bertengkar perlu mulai
dari awal lagi. Nikmati kembali kegembiraan yang diperoleh dengan
berpegangan tangan, kata-kata ramah, serta perhatian yang lemah-lembut.
Ambil waktu luang dari pekerjaan, kurangi tekanan, dan bersikaplah muda
kembali. Pulihkan kembali ikatan yang telah melamah atau putus.
Prinsip yang sama bisa diterapkan pada
kehidupan rohani. Jika kasih Anda kepada Allah telah mulai berkurang,
kembalilah pada hal-hal yang dulu mendekatkan Anda dengan-Nya. Di manakah
Anda saat Anda pertama merasakan hadirat-Nya? Apa yang Anda lakukan untuk
menyambut-Nya? Anda tidak perlu mengambil inisiatif untuk memulihkan hubungan
dengan Allah. Injil mengatakan kepada kita bahwa Dia telah melakukannya.
Kita mengasihi Allah karena Dia terlebih dulu mengasihi kita.
Dialah penggagasnya. Tugas kita adalah merespons apa yang telah Dia
perbuat. Kita mengasihi-Nya karena Dia terlebih dulu mengasihi kita.
Tuhan, aku teringat pada bara cinta kita
yang semula, dan aku memutuskan untuk menyambut Engkau dengan cara yang pernah
aku lakukan dulu.
Posting Komentar